Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 17:42 WIB | Sabtu, 26 November 2016

Pemerintah Berikan Asuransi Bagi Para Nelayan

Pemerintah Berikan Asuransi Bagi Para Nelayan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan para nelayan di Pelabuhan Perikanan Untia Makassar, Sulawesi Selatan, hari Sabtu (26/11). (Foto-foto: BPMI Setpres)
Pemerintah Berikan Asuransi Bagi Para Nelayan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo meresmikan pengoperasian Pelabuhan Perikanan Untia Makassar, Sulawesi Selatan, hari Sabtu (26/11).

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian Pelabuhan Perikanan Untia Makassar, Sulawesi Selatan, hari Sabtu (26/11). Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memberikan asuransi bagi para nelayan dan sejumlah bentuk bantuan lainnya.

"Dengan Pelabuhan Untia ini kita berikan solusi untuk meningkatkan produksi perikanan Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar, karena lokasinya sangat strategis di kawasan Industri Makasar (KIMAH) dan dekat dengan Pelabuhan Umum untuk ekspor. Perlu diingat bahwa target ekspor Sulawesi Selatan sangat besar, 10 persen dari sasaran ekspor nasional," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Pengembangan Pelabuhan Untia diharapkan menjadi sentra produksi perikanan yang terhubungkan dengan pelabuhan perikanan lainnya di kawasan Sulawesi Selatan antara lain: Pelabuhan Perikanan (PP) Cempae, PP Maccinibajji, PP Kalibone, PP Potere, PP Beba, PP Labuang, PP Barombong, PP Boddia, PP Lonrae, PP Birea, PP Bentenge, PP Kajang, PP Tongke-tongke dan PP Lappa.

"Oleh sebab itu ini akan menjadi pengembangan yang baik bagi produski perikanan kita," kata Presiden.

Sementara itu, terkait dengan infrastruktur pendukungnya seperti jalanan sebagai akses transportasi, Presiden berjanji akan segera menginstruksikan kepada kementerian terkait untuk membenahi permasalahan tersebut.

"Jalan yang kurang bagus, nanti setelah ini saya telepon Menteri PU (Pekerjaan Umum) untuk segera diperbaiki," katanya.

Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada jajarannya agar selalu memberikan pelayanan prima di Pelabuhan Untia tersebut. Satu hal yang disorotnya ialah mengenai pungutan liar. Ia menegaskan agar masyarakat tidak segan-segan untuk melaporkannya bila mendapatkan pelayanan yang tidak baik tersebut.

"Saya minta supaya pelayanan di PP Untia terus dijaga. Jangan sampai ada pungli di sini. Itu sangat tidak boleh. Pelabuhan-pelabuhan baru kita bersihkan jangan sampai ada pungli. Kalau ada pungli, segera laporkan ke tim Saber Pungli supaya semuanya mendapatkan pelayanan yang baik," katanya.

Program Satu Juta Asuransi bagi Nelayan

Sebelum menyampaikan sambutan, presiden terlebih dahulu menyaksikan penyerahan Kartu Asuransi Nelayan kepada 18 orang perwakilan penerima se-Provinsi Sulawesi Selatan serta enam orang perwakilan keluarga penerima Klaim Asuransi Kematian Nelayan. Selain itu, turut diberikan bantuan alat tangkap ikan dan perahu nelayan kepada dua orang perwakilan penerima oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Yang berkaitan dengan asuransi, pemerintah telah memberikan kurang lebih satu juta asuransi dari Sabang sampai Merauke dengan premi Rp 175.000 per tahun. Untuk apa? Untuk memberikan jaminan agar bila terjadi sesuatu di laut, keluarga yang ditinggalkan mendapatkan jaminan kehidupan masa depan bagi anak dan istrinya," kata presiden.

Presiden mengatakan, premi asuransi bagi nelayan tersebut ditanggung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta jumlah nelayan yang akan menerima asuransi akan terus ditingkatkan setiap tahunnya.

"Kalau ada anggaran jadi 2 juta nelayan," ujar Presiden.

Dalam laporannya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti turut menjelaskan bahwa program asuransi bagi para nelayan tersebut merupakan bagian dari visi pemerintah yang hendak meningkatkan sektor kelautan dan perikanan nasional. Hal tersebut merupakan bukti komitmen pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Perikanan untuk melindungi para nelayan.

"Kehidupan nelayan rentan kalau kepala keluarganya terjadi apa-apa. Negara harus hadir, wajib hadir," kata Susi.

Asuransi bagi para nelayan tersebut akan memberikan jaminan sebesar Rp 200 juta bagi keluarga nelayan yang meninggal saat berada di lautan, Rp 160 juta bagi para nelayan yang mengalami kecelakaan kerja, Rp 80 juta bagi para nelayan yang mengalami cacat, serta Rp 20 juta sebagai plafon untuk pengobatan.

Selain itu, diberikan pula bantuan berupa lima unit kapal penangkap ikan tiga Gross Tonnage (GT) senilai Rp 768.245.000 dan beberapa jenis bantuan bagi para nelayan lainnya.

Turut hadir juga mendampingi Presiden, Ibu Negara Iriana, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden Johan Budi. (Setpres)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home