Pemerintah Cairkan Dana Atlet Berprestasi Mulai Maret
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah akan segera mencairkan dana pensiun bagi atlet berprestasi mulai Maret mendatang.
“Kita akan memberikan dana pensiun pada atlet berprestasi mulai Maret 2016,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi pada Diskusi Panel dengan tema Sinergi Program Kementerian dengan Daerah pada Mukernas Partai Kebangkitan Bangsa di Hall Jakarta Convention Center, Jakarta hari Sabtu (6/2) seperti diberitakan Djarum Badminton.
Imam menjelaskan dana pensiun akan diberikan kepada atlet yang mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali di ajang olahraga dunia seperti olimpiade. Masing-masing peraih emas, perak, dan perunggu di olimpiade akan mendapatkan dana pensiun sebesar Rp. 20 juta, Rp. 15 juta, dan Rp. 10 juta yang akan diberikan tiap tiga bulan.
"Dana pensiun tersebut diberikan seumur hidup tapi tidak bisa dialihwariskan," kata Imam.
Imam mengemukakan awal mula rencana pemberian dana pensiun bagi atlet berprestasi asalnya dari perbincangan Imam bersama mantan pebulutangkis peraih emas Olimpiade pertama dari Indonesia, Susi Susanti. Ia menasihati anaknya agar tidak menjadi pebulu tangkis, karena selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah.
Imam berkomitmen memberikan penghargaan kepada atlet berprestasi berupa dana pensiun yang diberikan seumur hidup.
Menurut catatan djarumbadminton.com, ada beberapa nama pebulu tangkis legendaris yang pernah meraih prestasi gemilang antara lain: Alan Budi Kusuma, tunggal putra peraih medali emas di Olimpiade 1992. Di partai final Alan berhasil meraih medali emas setelah memenangkan "perang saudara" menghadapi Ardy Bernardus Wiranata.
Dari tunggal putri, nama Susi Susanti mencuat setelah meraih medali emas di Olimpiade 1992 karena di final menundukkan wakil Korea Selatan, Bang Soo Hyun.
Di nomor ganda putra, Rexy Mainaky/Ricky Subagja berhasil menyabet medali emas Olimpiade pada final Olimpiade Atlanta 1996, Rexy/Ricky mampu menundukan wakil negara tetangga Malaysia, pasangan Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock.
Sementara itu ganda putra kembali berjaya dengan Tony Gunawan/Candra Wijaya yang mampu menyabet medali emas bagi Indonesia di Olimpiade Sydney 2000, Tony/ Candra merebut medali emas setelah memupuskan wakil Korea, pasangan Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung.
Pada 2004, pebulutangkis muda andalan tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, berhasil merebut medali emas di Olimpiade Athena 2004, setelah di laga final menghentikan perlawanan Shon Seung-mo dari Korea.
Setelah Tony/Candra merebut medali emas pada 2000, giliran pada 2008, Hendra Setiawan yang kala itu berpasangan dengan Markis Kido mempersembahkan medali dengan mengalahkan wakil dari Tiongkok, Cai Yun/Fu Hifeng. (djarumbadminton.com).
Editor : Eben E. Siadari
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/10) malam ...