Loading...
EKONOMI
Penulis: Martha Lusiana 16:21 WIB | Selasa, 04 Agustus 2015

Pemerintah dan BI Komitmen Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi

Kiri-kanan: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said; Menteri Koordinator Kemaritiman, Inroyono Soesilo; Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo; Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil; Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro; dan Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago di Gedung BI, Jakarta, Selasa (4/8). (Foto: Martha Lusiana)

JAKARTA, SATUHARAPAN - Pemerintah Indonesia bersama Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas sekaligus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Sekarang ini kita menjaga stabilitas sambil mencari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, saat konferensi media di Gedung BI, Jakarta, hari Selasa (4/8).

Ia menjelaskan bahwa kondisi melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sangat berbeda dengan krisis 1997. "Tahun 1997 yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi yang luar biasa namun stabilitas tidak terjaga. Begitu stabilitas tidak terjaga, ekonomi collaps," kata Menkeu.

Akan tetapi, ia melanjutkan, kalau stabilitas ekonomi terjaga, meski ada tekanan eksternal, Indonesia masih bisa stabil sambil pertumbuhan yang sedang tertekan ini diupayakan dapat tumbuh.

Senada dengan hal tersebut, Gubernur BI, Agus Mertowardojo, mengatakan, kalau ingin mengejar pertumbuhan ekonomi sebaiknya dibarengi dengan kondisi yang sustainable, berkesinambungan, dan seimbang. 

Agus mengungkapkan, perekonomian Indonesia saat ini memang menghadapi tantangan baik dari sisi eksternal maupun domestik.

“Tantangan dari sisi eksternal bersumber dari pertumbuhan ekonomi global yang lebih melambat dibandingkan prakiraan semula, harga komoditas ekspor yang masih terus menurun, serta potensi gejolak di pasar keuangan global yang masih tinggi,” ujar Agus.

Sementara itu, dari sisi domestik, ia melanjutkan, tantangan bersumber dari realisasi stimulus fiskal yang masih belum secepat perkiraan  dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, volatilitas pasar keuangan domestik yang cukup tinggi, serta beberapa kendala struktural lainnya yang masih mengemuka.

Menghadapi kondisi tersebut, Pemerintah dan Bank Indonesia terus memperkuat jalinan koordinasi kebijakan melalui bauran kebijakan moneter, fiskal, dan reformasi struktural, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Oleh sebab itu, Agus mencatat hal penting bahwa stabilitas ekonomi makro harus terjaga. "Kita tidak ingin mengejar pertumbuhan ekonomi yang berlebihan tetapi ada gejolak distabilitas ekonomi makro," kata Agus. 

Hal tersebut, menurutnya, bukan berarti pemerintah mendahulukan stabilitas daripada pertumbuhan, melainkan pemerintah bersama Bank Indonesia tetap mengkontrol ekonomi Indonesia tetap terjaga.

"Yang sekarang ini lihat inflasi terjaga, transaksi berjalan terjaga, neraca perdagangan terjaga, dan nilai tukar rupiah juga relatif terjaga," ujar Agus.

Rapat koordinasi ini dilaksanakan oleh BI bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home