Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 19:35 WIB | Selasa, 14 Maret 2017

Pemerintah Dihadapkan Aspek Kesehatan dan Petani Tembakau

Perhatikan nasib petani saat mengatasi efek tembakau
Ilustrasi. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (kedua kanan) didampingi Bupati Ciamis Iing Syam Arifin (ketiga kiri) meninjau area sawah petani pada kunjungan kerja safari panen raya dan serap gabah di Kampung Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (10/3). Dalam safarinya Mentan mengunjungi sembilan kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Barat untuk menindaklanjuti instruksi Presiden agar Pemerintah mengambil langkah untuk pengendalian harga. (Foto: Antara/Adeng Bustomi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah diperhadapkan pada masalah pertembakauan yang harus dipandang dari dua aspek. Sebagaimana dua sisi mata uang, tembakau dipandang memiliki dua sisi yang bertentangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa tembakau memberikan efek yang kurang baik bagi kesehatan masyarakat namun juga menjadi roda penggerak ekonomi bagi masyarakat tertentu.

“Bahwa masalah pertembakauan ini harus dipandang dari dua aspek. Aspek pertama, berkaitan dengan kepentingan melindungi warga negara kita dari gangguan kesehatan. Aspek kedua yang perlu kita perhatikan adalah kelangsungan hidup para petani tembakau,” kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas mengenai “Tembakau” di Kantor Presiden,  hari Selasa (14/3).

Pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi kepentingan masa depan generasi penerus dari ancaman tembakau berupa rokok. Menurut Presiden, rokok menempati peringkat kedua konsumsi Rumah Tangga Miskin (RTM).

“Mereka lebih memilih membeli rokok dibanding membeli makanan yang bergizi,” katanya.

Informasi yang diperoleh Presiden, bahwa dana yang dikeluarkan RTM untuk konsumsi produk tembakau, 3,2 kali  dari pengeluaran untuk telur dan susu, 4,2 kali dari pengeluaran pembelian daging, 4,4 kali dari biaya pendidikan, dan 3,3 kali lebih besar dari biaya kesehatan.

“Tentu ini akan berdampak pada kualitas SDM kita di masa yang akan datang,” ujar Presiden.

Selain itu, Presiden juga menambahkan bahwa konsumsi produk tembakau dengan jumlah tinggi menyebabkan tinginya biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh negara.

“Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada tahun 2015, lebih dari 50 persen biaya pengobatan dihabiskan untuk membiayai penderita penyakit tidak menular yang salah satunya disebabkan oleh konsumsi rokok dan paparan asap rokok,” ungkap Presiden.

Meskipun demikian, Presiden Jokowi juga merasa perlu memperhatikan para petani tembakau. Presiden meminta Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk mengambil langkah konkrit dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani tembakau.

“Ini penting untuk kemudian pekerja pertembakauan yang hidupnya sangat bergantung pada industri hasil tembakau,” kata Presiden.

Turut hadir dalam rapat terbatas tersebut antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home