Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 13:50 WIB | Senin, 28 September 2015

Pemerintah Minta Saudi Buka Akses Identifikasi Korban Mina

Kepala Staf Presiden, Teten Masduki. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Republik Indonesia akan terus melakukan identifikasi terhadap korban tragedi Mina, di Arab Saudi. Karena itu, Pemerintah Republik Indonesia meminta Pemerintah Arab Saudi membuka akses seluas-luasnya agar proses identifikasi itu berjalan cepat dan optimal.

"Pemerintah akan coba terus meminta Pemerintah Saudi untuk memberikan akses seluas-luasnya untuk kami melakukan pengecekan, melakukan penelusuran terhadap semua rumah sakit," kata Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, kepada sejumlah wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Senin (28/9).

Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga meminta Pemerintah Arab Saudi membuka akses informasi untuk membantu jalannya proses identifikasi. Setelah berhasil mengidentifikasi, pemerintah melalui Kementerian Agama dapat segera memberikan kepastian pada keluarga korban di Tanah Air. Pemerintah Indonesia meyakini Pemerintah Saudi akan membantu kelancaran proses identifikasi.

Dia menjelaskan, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, yang berada di Arab Saudi, bertanggung jawab memastikan kelancaran komunikasi dengan otoritas setempat dan memberikan laporan secara berkala kepada Presiden Joko Widodo.

"Jadi saya yakini hal-hal itu tidak terlalu mengganggu karena Menag sudah di lapangan langsung melakukan koordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi," kata Teten.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengakui, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menghadapi kesulitan untuk mengidentifikasi warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam tragedi Mina. PPIH memerlukan lebih banyak waktu mengingat banyaknya korban dan berasal dari berbagai negara.

Lebih jauh, Djamil menyampaikan sejumlah kendala dalam proses identifikasi korban. Pada dua hari pertama setelah kejadian, kata Djamil, Pemerintah Arab Saudi menutup akses bagi pihak luar untuk mencari data awal mengenai korban. Hal ini dikarenakan pada dua hari pertama itu Pemerintah Saudi tengah melakukan evakuasi korban dan identifikasi awal.

"Kami baru mendapatkan akses ke tempat pemulasaraan jenazah pada tanggal 25 September 2015 pukul 23.00 waktu setempat," ujar Djamil.

Selain itu, proses identifikasi dan pencocokan data relatif sulit dilakukan karena foto kondisi jenazah cenderung berbeda dengan foto pada Siskohat dan E-Hajj. Tim Kemenag selanjutnya melakukan inventarisasi foto-foto yang diduga memiliki kemiripan dengan wajah-wajah jenazah.

Bukan hanya itu, menurut Djamil, banyak foto yang tanpa disertai identitas yang meyakinkan bahwa jenazah dalam foto tersebut adalah jemaah haji Indonesia. Dari proses identifikasi yang sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir, Kemenag memetakan tiga kriteria korban dalam peristiwa ini, yakni jemaah yang meninggal dunia, jemaah yang cedera, dan yang belum kembali ke pemondokan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home