Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:36 WIB | Selasa, 27 Agustus 2019

Pemerintah Rencanakan Tutup Pulau Komodo untuk Publik Setahun

Penduduk yang tinggal di Pulau Komodo mengamati seekor komodo yang sedang berjemur.. (Foto: Voaindonesia.com)

NUSA TENGGARA TIMUR, SATUHARAPAN.COM – Indonesia merencanakan untuk menutup pulau Komodo untuk publik selama setahun dalam upaya melestarikan hewan komodo yang langka, spesies kadal terbesar di dunia yang masih ada. Tetapi, rencana itu juga melibatkan pemindahan penduduk yang sudah tinggal di pulau itu selama beberapa generasi.

Pulau Komodo merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo, daerah pelestarian di antara pulau Sumbawa dan Flores, dan tahun lalu, menarik lebih dari 176 .000 turis. Komodo, merupakan atraksi utama di taman itu, karena kawasan itu merupakan satu-satunya tempat di dunia di mana spesies kadal itu ditemukan di alam bebas.

Penguasa setempat mengatakan, menutup pulau itu untuk wisata akan menghindari gangguan, mengurangi risiko perburuan, serta memungkinkan populasi mangsa utama komodo seperti rusa, kerbau, dan babi hutan, pulih kembali.

Tetapi, rencana ini juga melibatkan pemindahan sekitar 2.000 penduduk yang sudah tinggal di pulau ini selama beberapa generasi, dan membuka kembali pulau ini satu tahun kemudian sebagai tujuan wisata kelas satu.

Penduduk sudah kehilangan tanah ketika taman nasional itu pertama kali diresmikan pada 1980. Mereka bergantung pada turisme untuk pendapatan. Penduduk kini melihat mata pencaharian mereka terancam dan juga apa yang mereka anggap sebagai warisan.

Dahlia, penduduk desa Komodo mengatakan, "Kami sudah tinggal di sini selama bertahun-tahun di desa Komodo ini. Jadi, kalau kami diperintahkan untuk pindah, kami tidak mau. Selain itu, kuburan pendahulu dan ayah saya ada di sini. Kalau kami pindah, apa yang terjadi dengan kuburan mereka?.”

Perincian rencana relokasi ini masih belum diketahui, tetapi rencana penutupan ini telah menciptakan ketakutan dan memicu protes.

Umbu Wulang Ta Paranggi adalah aktivis lingkungan. Ia mengatakan, "Kami berharap pemerintah menanggapi pelestarian secara lebih manusiawi guna meningkatkan populasi hewan komodo dan menghidupkan kembali eko-sistem Pulau Komodo, tidak dengan penutupan Pulau Komodo, atau memutuskan hubungan antara masyarakat dan hewan komodo,” katanya, seperti dilansir voaindonesia.com pada Selasa (27/8).

Pemerintah merencanakan menutup pulau ini pada Januari. Ketika dibuka kembali, rencananya akan dijadikan resor yang eksklusif. Laporan baru mengatakan, turis akan membayar lebih dari Rp 7 juta per orang, dibandingkan pungutan sekitar Rp 140.000 saat ini untuk masuk ke taman nasional itu.

Aktivis setempat ingin memastikan penduduk setempat juga akan memperoleh bagian dari pendapatan baru ini.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home