Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 10:18 WIB | Jumat, 05 Agustus 2022

Pemerintah Siapkan Peta Jalan Produksi dan Hilirisasi Sorgum

Tanaman sorgum. (Foto: dok. Ist)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-pemerintah akan menyiapkan rosmap produksi dan hilirisasi sorgum hingga tahun 2024. Targetnya, tanaman sorgum pada tahun 2022 seluas 15.000 hektare, dan pengembangan sasaran tanam sorgum hingga 154 ribu hektare pada tahun 2024 mendatang.

Pengembangan sorgum Indonesia masih sekitar 4.355 hektare yang tersebar di enam provinsi dengan hasil produksi mencapai 15.243 ton atau sekitar 3,36 ton per hektare.

Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk membuat peta jalan atau roadmap terkait produksi dan hilirisasi sorgum. Arahan tersebut disampaikan saat menggelar rapat internal dengan jajarannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 4 Agustus 2022.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto melaporkan terkait target musim sasaran tanam sorgum pada tahun 2022 sebesar 15.000 hektare. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pengembangan sasaran tanam sorgum hingga 154 ribu hektare pada tahun 2024 mendatang.

Presiden minta bahwa diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Waingapu yang sudah dilihat oleh Presiden, dan di tahun 2023 dipersiapkan lahan sejumlah 115.000 hektare, dan di tahun 2024 sebesar 154.000 hektare, katanya.

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi sorgum di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal tanaman tersebut diyakini mampu menjadi komoditas pengganti tanaman lainnya, seperti penganti jagung dalam bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan bioetanol.

“Industri pakan ternak sekarang bahan bakunya 50 persen jagung dan 50 persen protein lain. Tentu dari protein lain ini salah satunya sorgum bisa dijadikan untuk off-taker, untuk pakan ternak,” kata Airlangga.

Selain itu, sorgum juga bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang saat ini mengalami permasalahan di dunia. Sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor gandum, antara lain Kazakhstan, India, Afganistan, Serbia, hingga Ukraina.

“Dengan demikian kita harus mengembangkan tanaman pengganti ataupun subtitusi dari gandum. Indonesia tentu punya beberapa alternatif, selain sorgum itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home