Pemuda Pulau Laut Peringati Sumpah Pemuda di Perbatasan
NATUNA, SATUHARAPAN.COM - Pemuda Pulau Laut yang tergabung di dalam Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan melakukan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2019 di salah satu pulau kecil yang terletak di perbatasan Indonesia dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia.
"Upacara peringatan Sumpah Pemuda di Pulau Semiun ini merupakan ide dari teman-teman di Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan untuk ikut serta menjaga keutuhan NKRI," kata Ketua Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan, Renaldi, Senin (28/10), di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau Semiun adalah salah satu pulau yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Ia menjelaskan bahwa perjuangan menggelar upacara itu tidak mudah, karena butuh waktu sekitar dua jam menyeberangi laut luas menggunakan pompong kecil untuk sampai ke pulau tersebut.
Namun, kata dia, bagi mereka perjuangan menembus batas dan jarak ke Pulau Semiun tidak sebanding dengan perjuangan para pemuda saat akan menyatukan pemuda di seluruh Indonesia tempo dulu.
"Maka upacara ini merupakan bukti pemuda Pulau Laut ikut dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," katanya.
Bertindak sebagai pembina pada upacara tersebut yakni Kepala Desa Air Payang, Edi Sentano. Pelaksanaan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2019 mengangkat tema "Bersatu Kita Maju".
Selain anggota Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan, hadir juga beberapa tokoh masyarakat dan pemuda di Kecamatan Pulau Laut dalam kegiatan tersebut.
"Bahkan, tadi beberapa anggota TNI-Polri ikut dalam upacara itu, memang tidak ramai, yang ikut sekitar puluhan orang, karena akses ke Pulau Semiun ini terbatas, dan sebelum upacara kami juga sudah berkemah selama dua hari dua malam di sini (Pulau Semiun)," katanya.
Ia menegaskan bahwa komunitas ini hadir atas dasar semangat pemuda di Kecamatan Pulau Laut dalam mengembangkan serta melestarikan alam yang ada di daerah-daerah perbatasan.
Sebab, menurutnya, banyak pulau di Kecamatan Pulau Laut itu tidak dikelola dengan baik, sehingga potensi pulau-pulau tersebut cendrung terabaikan.
"Kami dari Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan ini telah berkomitmen akan terus berkontribusi dalam mengembangkan potensi pariwisata di perbatasan agar dikenal oleh masyarakat luar," katanya.
Dia menaruh harapan besar kepada pemerintah daerah maupun pusat agar terus membangun daerah-daerah perbatasan seperti pulau-pulau yang masuk dalam daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Kecamatan Pulau Laut, lanjutnya, masuk dalam salah satu daerah 3T yang harus diperhatikan, baik masyarakat maupun sumber daya alam yang kian melimpah.
"Kami berharap, pemerintah terus membangun daerah-daerah di perbatasan," katanya.
Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2019 di Pulau Semiun berjalan khidmat. Komunitas Jelajah Bebas Perbatasan juga menyerahkan bantuan sembako.
Penerima sembako itu adalah warga Pulau Laut yang satu-satunya menetap di Pulau Semiun tersebut, demikian Renaldi.
2.000 Lebih Pelajar Blitar Menari Jaranan Usai Upacara Sumpah Pemuda
Sementara tiu lebih dari 2.000 pelajar Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan menari jaranan di Alun-Alun Kanogoro, Kabupaten Blitar, usai mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Senin (28/10).
"Ini sangat bagus, ada barongan, kuda lumping, celengan. Inilah sebetulnya yang akan kami lestarikan, jaranan trail," kata Bupati Blitar Rijanto.
"Jaranan trail yang merupakan kesenian tradisional ini tentunya menjadi populer. Ini harus ditanamkan sejak dini ke anak-anak, sehingga mereka betul-betul menjadi pewaris ke depan, melestarikan budaya sendiri," dia menambahkan.
Ia mengapresiasi pertunjukan tari jaranan oleh anak-anak sekolah tersebut, menyebutnya sebagai gambaran dukungan generasi milenial untuk pelestarian kesenian tradisional.
"Ini kah suguhan anak-anak milenial, SMA/SMK yang mana mereka bagian dari remaja. Tidak salah manakala partisipasi dalam bentuk tarian. Tentunya ini proses anak-anak untuk melestarikan budaya asli peninggalan leluhur. Sesuatu yang baik, jika tidak ditingkatkan sayang," kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar Suhendro Winarso mengatakan, pentas itu juga bagian dari upaya pemerintah kabupaten untuk lebih mengenalkan tari jaranan.
"Saat ini kami bekerja sama dengan sejarawan untuk membuat kajian mendalam yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis apa ciri jaranan dengan segala coraknya. Kajian yang sedang dalam proses tapi sudah berkembang adalah jaranan trail, maka sepakat khas Kabupaten Blitar," kata Suhendro. (Ant)
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...