Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 19:28 WIB | Minggu, 31 Juli 2022

Pendukung Ulama Syiah Irak Duduki Gedung Parlemen

Seorang pengunjuk rasa memegang poster yang menggambarkan ulama Syiah, Muqtada al-Sadr, di jembatan menuju kawasan Zona Hijau di Baghdad, Irak, Sabtu, 30 Juli 2022, beberapa hari setelah ratusan orang menyerbu gedung parlemen di Baghdad, Rabu, meneriakkan kutukan anti Iran dalam demonstrasi menentang calon perdana menteri oleh partai-partai yang didukung Iran. (Foto: AP/Anmar Khalil)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM-Ratusan pengikut ulama Syiah Irak, Muqtada al-Sadr, memasuki hari kedua menduduki gedung parlemen negara itu pada hari Minggu (31/7).

Meskipun gas air mata, meriam air dan suhu udara yang menyentuh 47 derajat Celcius (116 derajat Fahrenheit), mereka menyerbu kompleks pada hari Sabtu setelah merobohkan barikade beton berat di jalan-jalan menuju Zona Hijau yang dibentengi gedung diplomatik dan pemerintah Baghdad.

Hampir sepuluh bulan setelah pemilihan umum bulan Oktober, Irak masih belum memiliki pemerintahan baru meskipun ada negosiasi yang intens antara faksi-faksi.

Analis mengatakan al-Sadr, seorang ulama lincah yang pernah memimpin milisi melawan pasukan pemerintah Amerika Serikat dan Irak, menggunakan protes jalanan untuk menandakan bahwa dia harus diperhitungkan dalam pembentukan pemerintah.

Pemicu langsung untuk pendudukan adalah keputusan oleh blok Syiah saingannya, yang pro Iran, untuk memilih Mohammed Shia al-Sudani untuk jabatan perdana menteri.

Pada hari Minggu pagi, para demonstran menandaitahun baru Muslim 1 Muharram, sebuah perayaan tradisional Syiah, dengan nyanyian keagamaan dan makan bersama.

“Kami berharap yang terbaik, tetapi kami mendapatkan yang terburuk. Para politisi yang saat ini di parlemen tidak membawa apa-apa kepada kami,” kata salah satu pengunjuk rasa, Abdelwahab al-Jaafari, 45 tahun, buruh harian dengan sembilan anak.

Relawan membagikan sup, telur rebus, roti, dan air kepada para pengunjuk rasa. Beberapa telah menghabiskan malam di dalam gedung ber-AC, yang berasal dari era diktator Saddam Hussein, dengan selimut tersebar di lantai marmer. Yang lain turun ke kebun, di atas tikar plastik di bawah pohon palem.

Di Irak yang warganya multi agama dan multi etnis, pembentukan pemerintah telah melibatkan negosiasi yang kompleks sejak invasi pimpinan AS tahun 2003 setelah menggulingkan Sadam Hussein.

Blok Al-Sadr muncul dari pemilihan pada bulan Oktober sebagai faksi parlementer terbesar, tetapi masih jauh dari mayoritas. Pada bulan Juni, 73 anggota parlemennya mundur dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan atas pembentukan pemerintahan baru.

Itu menyebabkan blok pro Iran menjadi yang terbesar di parlemen, tetapi masih belum ada kesepakatan untuk menunjuk perdana menteri, presiden, atau kabinet baru.

Pendudukangedung parlemen  yang dimulai pada hari Sabtu adalah untuk kedua kalinya dalam beberapa hari di mana para pendukung al-Sadr memaksa masuk ke ruang legislatif.

Protes adalah tantangan terbaru bagi sebuah negara yang berusaha mengatasi perang selama beberapa dekade dan sekarang menghadapi dampak perubahan iklim.

Terlepas dari kekayaan minyak dan kenaikan harga minyak mentah global, ekonomi Irak tetap tertatih-tatih oleh korupsi, pengangguran, dan masalah lainnya, yang memicu gerakan protes yang dipimpin pemuda pada 2019. (AFP)

 

Tahun Ini Panen Gandum Ukraina Hanya Setengah dari Tahun Lalu

Ladang gandum siap panen terbakar setelah Rusia menembaki beberapa kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia di wilayah Kharkiv, Ukraina, hari Jumat, 29 Juli 2022. (Foto: AP/Evgeniy Maloletka)

ODESA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina mengatakan bahwa panen gandum negara itu bisa menjadi setengah dari jumlah biasanya tahun ini karena invasi Rusia ke Ukraina.

“Panen Ukraina tahun ini terancam dua kali lebih sedikit,” menunjukkan setengah dari biasanya, tulis Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam bahasa Inggris di Twitter, hari Minggu (31/7).

“Tujuan utama kami, untuk mencegah krisis pangan global yang disebabkan oleh invasi Rusia. Biji-bijian masih menemukan cara untuk dikirim sebagai alternatif,” katanya menambahkan.

Ukraina, pemasok biji-bijian global utama, telah berjuang untuk mendapatkan produknya ke pembeli karena blokade angkatan laut Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Sebuah perjanjian yang ditandatangani di bawah pengawasan PBB dan Turki pada 22 Juli menyediakan jalur yang aman bagi kapal-kapal yang membawa biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina selatan.

Berbicara di salah satu pelabuhan itu pada hari Jumat (29/7), menteri infrastruktur Ukraina mengatakan Ukraina siap untuk memulai pengiriman gandum, dan dia berharap kapal pertama akan berangkat pada akhir pekan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home