Loading...
SAINS
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 22:38 WIB | Senin, 09 Maret 2015

Penelitian: Gunakan ICT Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Senior Partner di McKinsey and Company dan Kepala Telekomunikasi, Media dan Teknologi Asia Tenggara Michael Gryseels (kiri) dan Presiden Direktur McKinsey and Company Indonesia Philia Wibowo (kanan) saat jumpa pers dalam laporan riset bertajuk Sepuluh Ide Memaksimalkan Sektor Teknologi, Informasi dan Komunikasi (ICT) di Indonesia Guna Meningkatkan Potensi Sosial Ekonomi di Grand Hyatt Hotel Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat, Senin (9/3). (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam laporannya, perusahaan konsultan manajemen multinasional McKinsey and Company menyatakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) merupakan langkah yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan merata khususnya di Indonesia. Ini merupakan tema kedua setelah tema pertama yaitu membangun ekosistem ICT yang vibran.

“Gagasan yang kelima adalah mengembangkan sektor hulu dan hilir industri ICT (Information and communications technology/ICT atau biasa IT) ,” kata Michael Gryseels Senior Partner di McKinsey and Company dan juga Kepala Telekomunikasi, Media dan Teknologi di Asia Tenggara dalam laporan riset bertajuk Sepuluh Ide Memaksimalkan Sektor Teknologi, Informasi dan Komunikasi (ICT) di Indonesia Guna Meningkatkan Potensi Sosial Ekonomi di Grand Hyatt Hotel Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat, Senin (9/3).

Menurutnya, memperkuat sektor-sektor ekonomi strategis adalah prioritas pemerintah baru Indonesia. ICT dapat memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan ini dan dalam prosesnya membantu industri pertanian, perbankan dan energi menjadi lebih bersaing.

“Indonesia sebaiknya mempertimbangkan untuk mendorong perusahaan multinasional agar berinvestasi pada manufaktur lokal dan melatih tenaga kerja. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk membangun pusat-pusat teknologi dan memupuk industri kreatif.”

Kemudian, gagasan yang keenam adalah meningkatkan jumlah tenaga kerja ICT terampil. Menurut laporan tersebut, Indonesia saat ini menghadapi kekurangan sekitar sembilan juta tenaga kerja ICT terampil dan semi-terampil antara saat ini dan tahun 2030 yang mengakibatkan Indonesia tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam jumlah mahasiswa sains dan teknik.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pemerintah bisa melakukan berbagai pendekatan seperti menggalakkan pengenalan karir bidang ICT sejak sekolah dasar untuk memupuk minat sejak dini dan menarik bakat, memperbanyak mata pelajaran ICT di SMU dan universitas, meningkatkan anggaran riset di universitas, memberi pendanaan untuk pelatihan on-the-job ICT dan peningkatan keterampilan secara berkala, berinvestasi pada pendidikan kejuruan ICT untuk berbagai sektor dan memupuk kolaborasi antara universitas, institut kejuruan, politeknik dan industri relevan untuk merancang gelar diploma atau sertifikasi termasuk menjamin program magang dan penempatan tenaga kerja.

Gagasan yang ketujuh adalah mendorong pemakaian ICT oleh usaha kecil dan menengah. Pada tahun 2012, UKM di Indonesia telah menyumbahng sekitar 60 persen dari total PDB negara dan 95 persen dari semua perusahaan di Indonesia adalah UKM dan merupakan pencipta lapangan kerja terbesar. Namun, UKM cenderung kurang produktif dibanding perusahaan besar.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh OECD (Organization for Economic Co-operation dan Development), rata-rata kontribusi PDB seorang karyawan UKM adalah 139 dolar, dibandingkan 3524 dolar per karyawan perusahaan besar.

“Kami percaya bahwa menggunakan ICT dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing UKM secara signifikan,” kata Michael.

Insentif bagi UKM untuk menggunakan ICT dalam memodernisasi sistem bisnis dasar (termasuk pembukuan, pembayaran gaji dan manajemen supply chain) dapat membantu. Zona pengembangan dan anggaran khusus ICT untuk mendorong pertumbuhan penerapan teknologi inovatif bagi UKM Indonesia juga dapat meningkatkan produktivitas.

Gagasan yang kedelapan adalah menggunakan ICT untuk mendukung sektor-sektor prioritas seperti transportasi dan meningkatkan produktivitas dan penjualan melalui sistem online.

“Melalui ICT, petani dapat meningkatkan produktivitas dengan menggunakan ICT untuk menjual langsung  ke konsumen seperti yang sudah dilakukan di industri pertanian di India,” kata Presiden Direktur McKinsey and Company Indonesia Philia Wibowo dalam kesempatan yang sama.

Dia juga menambahkan bahwa alat-alat ICT juga bisa digunakan dalam industri minyak dan gas seperti visualisasi 3-D dan memonitor sumur minyak untuk meningkatkan produktivitas.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home