Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 15:27 WIB | Selasa, 14 Juni 2016

Pengadilan Marseille Jatuhkan Hukuman Perusuh Piala Eropa

Ilustrasi: Polisi Prancis (seragam hitam) berdiri di sebelah pria yang tergeletak tidak berdaya di pusat keramaian di Marseille, Prancis. (Foto: skysports.co.uk).

MARSEILLE, SATUHARAPAN.COM – Pengadilan Marseille, Prancis, hari Senin (13/6) menjatuhkan hukuman kepada lima penonton asal Inggris yang terlibat dalam kerusuhan laga Grup B Piala Eropa (PE) 2016 antara Inggris dan Rusia, di Stadion Velodrome, Marseille.

Hukuman yang diberikan bervariasi antara satu bulan sampai tiga bulan kurungan penjara. Selain itu ada juga hukuman larangan dua tahun berada di stadion di Prancis. 

Para penggemar tim nasional Inggris yang dihukum antara lain Alexander Booth (usia 20 tahun), Ian Hepworth (usia 41 tahun), Ashley Kelly (usia 26 tahun), Paul Jackson (usia 21 tahun), dan Lee Phillips (usia 23 tahun). Kelima penggemar sepak bola tersebut didakwa melakukan provokasi kepada rekan-rekannya dengan melemparkan botol kepada penggemar Rusia,  dan ke arah polisi. 

Ada satu penggemar tim nasional Inggris yang menjalani dakwaan namun tidak diketahui namanya karena masih berusia 16 tahun.

Kepala Kejaksaan Marseille  Brice Robin mengatakan   tidak ada fans Rusia yang ditangkap sehubungan dengan kekerasan tersebut.  

Robin menjelaskan setidaknya 150 pendukung tim nasional Rusia terlibat dalam keributan. Tim nasional Rusia bisa saja dicoret oleh Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dari Piala Eropa bila terjadi keributan lagi.

Beberapa hari sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengecam peristiwa kerusuhan seusai laga Rusia menghadapi Inggris sebagai perilaku yang tidak bertanggug jawab.

Cazeneuve menyerukan kepada segenap pihak di Prancis untuk tidak melakukan kekerasan yang berpotensi mengancam keamanan Piala Eropa dan Prancis.

Menteri berusia 53 tahun tersebut menasihati bahwa pendukung setiap negara yang berpartisipasi di Piala Eropa 2016 agar tidak terpancing oleh provokasi kelompok pendukung asal Prancis yang bisa menyusup dan memprovokasi dalam setiap barisan suporter.

Di sisi lain, Cazeneuve menyampaikan pemerintah Prancis saat ini melarang penjualan minuman beralkohol (minol) di sekitar tempat pertandingan Piala Eropa (PE) 2016.

Pejabat dan aparat keamanan lokal, menurut Cazeneuve, akan diizinkan memutuskan daerah mana yang sensitif.  (cnn.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home