Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Hilirisasi Hasil Riset
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), menginisasi program peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti, melalui Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang melakukan hilirisasi hasil riset.
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Kemenristekdikti Dr Ir Patdono Suwignjo, MEngSc dalam Rapat Kerja Pengembangan PUI di Jakarta, Rabu (8/2), mengatakan target pencapaian pembinaan PUI sebenarnya sudah tercapai, namun ia berharap agar selanjutnya penelitian-penelitan yang dihasilkan dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat luas melalui produksi dan pemasaran massal (hilirisasi).
"Publikasi dari penelitian itu hasil pencapaian yang luar biasa. Tapi bagi pemerintah itu untuk masyarakat tidak ada apa-apanya, karena yang ingin mereka tahu dana yang dikeluarkan bagi penelitian itu manfaatnya apa," kata Patdono.
Maka salah satu program prioritas Kemenristekdikti itu, adalah hilirisasi inovasi.
Patdono mengatakan, lebih lanjut, penelitian bisa diproduksi massal jika telah mencapai "technology readiness level" (TRL) 9. "Untuk bisa menghasilkan produk yang dipasarkan secara massal perjalanannya masih panjang, termasuk dari aspek kelembagaannya. Sebuah penelitian dari TRL 6 untuk bisa mencapai TRL 9 itu berbeda baik dari jangka waktu, dana, dan sumberdaya yang terlibat berbeda".
Menurut dia, di 2017 akan dikembangkan serangkaian langkah strategis memperkuat asistensi teknis dan fasilitasi bagi lembaga PUI. Upaya penguatan ini mencakup percepatan perolehan akreditasi pranata litbang dari Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP).
Selain itu, ia mengatakan dukungan pembentukan PUI menuju Kawasan Sains dan Teknologi bagi beberapa lembaga PUI terpilih, fasilitasi penguatan sinergi antarlembaga PUI, fasilitasi penguatan jaringan dengan pihak industri, hingga dukungan peningkatan jaringan kerja sama, dalam rangka hilirisasi produk unggulan skala internasional, juga dilakukan.
Dari data capaian output 2016, telah tercapai indikator PUI unggul di antaranya 253 undangan menjadi pembicara dan pemakalah pada konferensi internasional, 291 publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi, 149 publikasi dalam jurnal Internasional, 33 lulusan S3 sesuai fokus riset unggulan.
Selain itu, tercapainya 40 paten baik yang granted maupun terdaftar, 196 kerja sama riset pada tingkat nasional dan internasional, terwujudnya 1.014 kerja sama nonriset pada basis keunggulan lembaga, dan 128 kontrak bisnis dengan industri dalam rangka hilirisasi produk unggulan lembaga.
Dalam proses Seleksi PUI Tahun 2016, telah dihasilkan 23 lembaga litbang, 3 di antaranya langsung ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek dan 20 lembaga lainnya untuk dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek. Sehingga jumlah keseluruhan PUI menjadi 68 PUI, yang terdiri atas 48 PUI Litbang dan 20 PUI Perguruan Tinggi (PUI PT).
Dari ke-68 PUI tersebut, terbagi menjadi 28 lembaga di Bidang Pangan dan Pertanian, 7 lembaga litbang di Bidang Kesehatan dan Obat, 9 lembaga di Bidang Material Maju, 5 lembaga di Bidang Energi, 10 lembaga di Bidang Maritim dan Perikanan, 5 lembaga di Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi, 1 lembaga di Bidang Pertahanan dan Keamanan, 3 lembaga di Bidang Mitigasi Bencana, 2 lembaga di Bidang Sosial, Budaya dan Humaniora dan 2 lembaga di bidang Teknologi Manajemen Transportasi. (Ant)
Editor : Sotyati
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...