Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:06 WIB | Jumat, 05 Juli 2019

Pengemis Asal China Beroperasi di Melbourne

Ilustrasi. Pemandangan di Swanston Street, Melbourne, Australia. (Foto: Antematters)

MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM – Sekelompok pengemis asal China yang beberapa waktu belakangan beroperasi di pusat Kota Melbourne, ditetapkan sebagai tersangka. Polisi menuduh mereka sengaja didatangkan untuk memanfaatkan kebaikan hati warga setempat.

Tujuh pengemis yang datang ke Australia dengan visa turis kini didakwa melanggar hukum karena mengemis dan memiliki barang-barang dari hasil kejahatan tersebut.

Polisi menggerebek mereka pada Senin dan Selasa pekan ini, saat beroperasi di berbagai lokasi di pusat kota.

Aturan hukum di Negara Bagian Victoria melarang orang mengemis atau mengumpulkan sedekah dengan ancaman penjara satu tahun penjara.

John Travaglini dari kepolisian setempat menjelaskan beberapa dari tersangka mengaku tunawisma. Tapi setelah penyelidikan lebih lanjut, petugas menemukan mereka sebenarnya tinggal bersama di sebuah tempat di pusat kota.

Travaglini membenarkan para tersangka ini datang ke Australia dengan menggunakan visa turis, dan beberapa di antaranya mentransfer dolar Australia ke dalam yuan China.

Dia menjelaskan, selain perbuatan mengemis sebagai pelanggaran hukum, mengaku sebagai tunawisma pun berpotensi sebagai “penipuan”.

Travaglini menggambarkan bagaimana para tunawisma “benaran” yang diakuinya memang banyak terdapat di beberapa kota besar Australia saat ini.

“Umumnya mereka ini rentan dan butuh bantuan. Mereka tunawisma benaran. Sedangkan para tersangka sengaja masuk ke negara ini untuk mendapatkan uang dari niat baik warga Melbourne,” dia menjelaskan kepada ABC News.

“Kita memang termasuk murah hati, namun kita tidak akan menolerir perilaku semacam itu,” Inspektur Travaglini menegaskan.

Para tersangka juga, katanya, ditawarkan untuk dirujuk ke lembaga sosial yang menangani tunawisma yaitu Bala Keselamatan (Salvation Army). Namun, hanya satu orang yang menerima tawaran itu.

Penyelidikan kasus ini dilakukan atas kerja sama Kepolisian Victoria dan Australian Border Force (ABF), Kepolisian Australia, Pemkot Melbourne, dan Bala Keselamatan.

Meski telah menjadi tersangka, kata Inspektur Travaglini, ketujuh orang asal China itu diperbolehkan meninggalkan Australia.

Wali Kota Terkesima

Wali Kota Melbourne, Sally Capp, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan “sangat terkesima” dengan dugaan adanya pengemis China yang didatangkan ke kota itu menggunakan visa turis.

“Saya kira sudah jelas sekarang, mereka ini bagian dari sistem terorganisir, tapi banyak dari mereka ini memang sangat rentan dan ditarik masuk ke dalam situasi ini,” katanya.

“Kita menghadapi kompleksitas dari kerentanan mereka ini, tapi perlu bertindak keras dan tepat untuk mengatasinya,” katanya.

Dia berharap tindakan polisi bisa menyebarkan kesadaran mengenai ilegalitas mengemis dan mencegah warga untuk memberikan uang kepada pengemis.

Wali Kota mengaku selama ini agak sulit menyadarkan warga untuk berhenti memberi uang kepada pengemis.

Dia menyarankan warga yang perduli untuk membantu tunawisma mendapatkan layanan lembaga sosial yang ada.

Sebuah studi tahun 2015 dari badan amal Bala Keselamatan menemukan segelintir pengemis profesional bisa mendapatkan penghasilan hingga 400 dolar sehari (Rp 4 juta). (abc.net.au)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home