Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 18:05 WIB | Senin, 09 Januari 2017

Pengepul Kuasai Stok Pemicu Harga Cabai Tinggi

Sebuah foto dokumentasi menggambarkan pedagang menata cabai rawit dagangannya di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (17/3/2016). Harga cabai rawit merah kini melambung tinggi menjadi barang mewah bagi ibu-ibu rumah tangga (. ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

SUKABUMI, SATUHARAPAN.COM - Tingginya harga cabai disebabkan oleh rantai perdagangan atau tata niaga yang panjang, ujar Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan KUKM Kabupaten Sukabumi, Asep Japar.

"Harga di tingkat konsumen terakhir atau pasar jauh lebih mahal dibandingkan dari petani, penyebabnya alur distribusinya yang panjang yang dikarenakan dari petani tidak langsung ke pasar, tetapi dikuasai dahulu oleh pengepul, distributor bahkan spekulan pun ikut bermain," katanya di Sukabumi, Minggu.

Menurutnya, hal itu diperparah di tengah produksi di tingkat petani yang kurang karena cuaca buruk gagal panen dan panen yang tidak maksimal sehingga harganya sudah naik di tingkat petani.

Selain itu, kebutuhan cabai yang tinggi di masyarakat, sering kali dimanfaatkan oleh para spekulan yang biasanya memainkan harga di tingkat pasar, bahkan juga ada yang berani menyendat alur distribusi yang imbasnya harga semakin tinggi di tingkat konsumen terakhir yakni warga.

Karena alur distribusi yang panjang ini sehingga keberadaan spekulan sulit terungkap, dan pemerintah pun sulit membongkar kasus mafia harga kebutuhan masyarakat. Walaupun demikian, pemerintah selalu berupaya memberantas para spekulan yang berlaku curang ini.

Bahkan dari pantauan pihaknya, harga hasil pertanian lebih mahal dua kali lipat jika dibandingkan dengan harga di pasaran.

"Jika rantai tata niaganya dipangkas atau dari petani langsung ke pasar diyakini harga tetap stabil, dan jika ada kenaikanpun tidak akan signifikan," katanya.

Sementara, Kepala Bidang Perdagangan Dinas KUKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi, Wahyu Setiawan mengatakan pihaknya tidak bisa mengintervensi harga cabai karena komoditas ini bukan merupakan kebutuhan utama masyarakat.

Berbeda dengan barang kebutuhan pokok masyarakat seperti beras dan daging, pemerintah bisa melakukan intervensi melalui Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar.

"Dengan pemerintah yang tidak bisa mengintervensi harga, ditambah alur tata niaga yang panjang dipastikan harga di tingkat konsumen terakhir akan bertambah tinggi," katanya.

Untuk harga cabai rawit merah saat ini dijual di tingkat pengecer rata-rata Rp90 ribu setiap kilogramnya, kenaikan ini cukup cepat bahkan hanya dalam sepekan. Padahal untuk harga normalnya komoditas ini tidak lebih dari Rp30 ribu (Ant).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home