Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 05:37 WIB | Jumat, 25 November 2016

Perguruan Tinggi Harus Jadi Wadah Memperkuat Kebinekaan

Lukman Hakim Saifuddin di atas panggung menyampaikan apresiasi kepada Wahid Institute atas penyelenggaraan Hari Perdamaian Internasional pada 2014. (Foto: Dok.satuharapan.com/Prasasta Widiadi)

DEPOK, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mendorong agar universitas dapat menjadi wadah memperkuat paham kebinekaan dengan basis-basis ilmiah.

"Saya berharap, kampus dapat menjadi tempat merawat kebinekaan dan perguruan tinggi memiliki peran yang strategis untuk memberikan landasan dalam memberikan penjelasan yang rasional dan ilmiah," kata Lukman Hakim saat tampil menjadi pembicara kunci dalam seminar "Merawat Indonesia : Peran Universitas dalam Menjaga Kebhinekaan" yang diselenggarakan Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Fakultas Psikologi UI, Depok, hari Kamis (24/11).

Dengan kata lain, Menag menambahkan, universitas memiliki peranan penting dalam penguatan terhadap paham kebhinekaan.

"Bangsa Indonesia dengan keragaman suku, etnis, agama juga bahasa disatukan karena kebangsaan kita, bangsa Indonesia. Dan Indonesia itu adalah bineka, jika kebinekaan hilang, maka bangsa Indonesia juga hilang," kata Lukman Hakim.

 Lukman Hakim mengusulkan agar tenaga pengajar di universitas atau para dosen sebagai penggerak utama dari sebuah universitas agar memiliki metodologi yang baik disertai dengan wawasan multikulturalisme yang baik.

"Bukan dosen yang cara pandangnya sangat hitam putih," kata Lukman Hakim.

 Lukman Hakim mengatakan keragaman dilihat dari perspektif agama merupakan cara Tuhan untuk memberikan berkahnya kepada kita umat manusia yang beragam bisa saling mengisi dan bersinergi.

Dalam pidatonya yang bertajuk "Kondisi Kebinekaan di Indonesia Saat Ini dan Harapan terhadap Universitas," kata Lukman Hakim mengatakan cara pandang atau paradigma dalam menyikapi keragaman harus senantiasa dirawat.

"Jangan sampai kebinekaan ini kemudian ada upaya kita untuk menghilangkannya karena ada keinginan untuk menyeragamkan kita semua,"  kata Lukman Hakim.

 Lukman Hakim menyarankan agar tidak memutlakkan pandangan kita mengenai segala hal, karena boleh jadi ada pihak lain di luar sana yang memiliki perspektif yang berbeda dan bisa jadi mengandung kebenaran juga. Oleh karenanya, ujar Menag, kesadaran akan perbedaan pendapat harus senantiasa dijaga.

Dia menekankan, hendaknya perbedaan dimaknai sebagai sesuatu yang dapat dipahami dalam perspektif yang positif dan mampu memperkuat kesatuan kita sebagai sebuah bangsa. (kemenag.go.id)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home