Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 15:56 WIB | Selasa, 29 Desember 2015

Permintaan Maaf Jepang Perbaiki Hubungan dengan Korsel

Jepang Bersedia Membayar US 8,3 Miliar untuk Korban.
Demonstrasi perempuan Korea Selatan tentang isu budak seks militer Jepang pada Perang Dunia II. (Foto: Ist)

SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengharapan perjanjian antara Jepang dan Korea Selatan tentang isu "perempuan penghibur" pada Perang Dunia II untuk membangun masa depan hubungan kedua negara dengan mengakui sejarah masa lalu.

"Sekretaris Jenderal berharap bahwa kesepakatan ini akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Ban.

Dia menghargai kepemimpinan President Korsel, Park Geun-hye, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, atas  visi mereka.

Pada bulan Agustus tahun lalu, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Navi Pillay, menyuarakan penyesalan yang mendalam dan permintaan maaf Jepang pada korban perbudakan seksual di masa perang.

Minta Maaf dan Kompensasi

Kesepakatan yang dicapai oleh kedua belah pihak dengan permintaan maaf resmi dari Jepang dan pembayaran kompensasi yang dijanjikan sebesar US$ 8,3 miliar (setara Rp 117 triliun) untuk korban.

Permintaan maaf dari Perdana Menteri Jepang dan janji pembayaran kompensasi itu dilakukan hari Senin (28/12)  setelah beberapa dekade pembicaraan menemui kebuntuan mengenai kasus perempuan Korea Selatan yang dipaksa menjadi penghibur bagi militer Jepang selama Perang Dunia II.

Kesepakatan itu bertujuan untuk menyelesaikan inti  protes Korea Selatan terhapa Jepangh yang menjajah negara itu. Sebuah pernyataan dikeluarkan oleh menteri luar negeri kedua negara yang menyebutkan 'Perdana Menteri Shinzo Abe "mengungkapkan permintaan maaf yang paling tulus dan penyesalan kepada semua perempuan yang mengalami perlakukan menyakitkan dan menderita luka fisik dan psikologis sebagai wanita penghibur."

Paera sejarawan mengatakan puluhan ribu perempuan dari seluruh Asia, kebanyakan dari Korea, dikirim ke garis depan di rumah bordil militer untuk memberikan layanan seks bagi tentara Jepang.

Belum jelas apakah Abe akan mengeluarkan pernyataan tertulis yang terpisah, dan hal itu akan langsung dikirim kepada 46 perempuan Korea mantan budak seks yang masih hidup. Mereka sekarang diperkirakan berumur antara 80 dan 90 tahun.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home