Persetujuan oleh WHO Akan Percepat Vaksinasi Cacar Monyet Pertama
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat (13/9) bahwa untuk pertama kalinya telah melakukan prakualifikasi vaksin mpox -- sebuah langkah yang diharapkan dapat mempercepat akses ke suntikan untuk melawan epidemi yang berkecamuk di Afrika.
Pengumuman itu muncul setelah kedatangan vaksin MVA-BN pertama ke Republik Demokratik Kongo, episentrum epidemi.
“Prakualifikasi pertama vaksin terhadap mpox ini merupakan langkah penting dalam perjuangan kita melawan penyakit ini, baik dalam konteks wabah saat ini di Afrika, maupun di masa mendatang,” kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pernyataan.
“Kita sekarang perlu segera meningkatkan pengadaan, donasi, dan peluncuran untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin di tempat yang paling membutuhkannya... untuk mencegah infeksi, menghentikan penularan, dan menyelamatkan nyawa.”
Daftar prakualifikasi WHO digunakan untuk mengevaluasi kualitas, keamanan, dan kemanjuran produk medis seperti vaksin, yang membuka jalan bagi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan badan internasional lainnya untuk mendapatkannya.
Daftar tersebut juga digunakan oleh negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki sarana untuk melakukan evaluasi guna mempercepat persetujuan pengadaan.
“Prakualifikasi WHO untuk vaksin MVA-BN akan membantu mempercepat pengadaan vaksin mpox yang sedang berlangsung oleh pemerintah dan badan internasional... di garis depan keadaan darurat yang sedang berlangsung di Afrika dan sekitarnya,” kata Yukiko Nakatani, asisten kepala WHO yang bertanggung jawab atas akses terhadap obat-obatan dan produk kesehatan.
Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia oleh hewan yang terinfeksi tetapi juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.
Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul besar, dan dalam beberapa kasus dapat mematikan.
Bulan lalu, WHO mengumumkan keadaan darurat internasional terkait mpox, karena khawatir dengan lonjakan kasus strain Clade 1b baru di Kongo yang menyebar ke negara-negara tetangga.
Kongo telah mencatat hampir 22.000 kasus dan 716 kematian terkait dengan virus tersebut sejak Januari.
Sejauh ini, sekitar 200.000 dosis vaksin telah dikirimkan ke Kongo oleh Uni Eropa, bersama dengan sekitar 50.000 dosis dari Amerika Serikat. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...