Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 06:05 WIB | Selasa, 01 November 2016

Pertamina Kelola Penuh Blok Mahakam 2018

Menteri ESDM Ignasius Jonan (kedua kanan) bersama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kanan), Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi (kedua kiri), dan Dirut Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan terkait transisi pengelolaan Blok Mahakam di Jakarta, Selasa (25/10). Pemerintah menunjuk PT Pertamina (Persero) untuk mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam yang merupakan lapangan gas terbesar di Indonesia dari dua kontraktor asing yaitu PT Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan PT Pertamina akan mengelola sepenuhnya Blok Mahakam mulai tahun 2018 menyusul telah selesainya pengalihan blok migas itu.

"Saya dan Pak Archandra melaporkan bahwa penyelesaian pengalihan pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina sudah selesai, sehingga pada 2018 akan dikelola sepenuhnya oleh Pertamina," kata Jonan usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, hari Senin (31/10). 

Ia menyebutkan penyelesaian pengalihan blok migas itu merupakan arahan Presiden Jokowi saat dirinya baru bertugas menjadi Menteri ESDM.

"Kementerian ESDM harus menyelesaikan proses pengalihan pengelolaan Blok Mahakam. Itu yang dilaporkan ke Presiden," katanya. 

Sementara itu mengenai penurunan harga gas untuk industri, mantan Menhub itu mengatakan harus ada konsensus dulu dengan Kemenperin.

"Nanti saya akan menghadap ke Menperin untuk diskusi, setelah itu baru kita ambil keputusan," katanya.

Ia optimistis penurunan harga gas untuk industri bisa diberlakukan dalam waktu dekat.

"Insya Allah bisa, tunggu dululah, sekarang masih dibahas," katanya.

Wamen ESDM Archandra Tahar juga menyebutkan penurunan harga gas untuk industri sedang dibahas. 

"Sedang dibahas, tunggu karena kita ingin dievaluasi secara menyeluruh baik dari sisi industrinya, siapa yang bisa menerimanya, berapa impactnya kalau harga gas diturunkan dan dampak ke masing-masing industri," katanya. 

Ia menyebutkan untuk insentif hulunya, pemerintah akan melihat dari sisi cost recovery-nya, karena kalau hulu yang sudah beroperasi capexnya sudah dikeluarkan.

"Biaya operasinya yang mungkin bisa dikurangi, kita lihat berapa komponen yang bisa kita kurangi," katanya.

Ia menyebutkan untuk proyek-proyek ke depan akan dilihat mulai dari capexnya atau investasi awal, kemudian pemilihan teknologinya karena erat sekali pemilihan teknologi dengan biaya.

"Kalau teknologinya tidak tepat bisa saja costnya naik, dampaknya harga gas di hulu akan naik. Tapi kalau teknologinya pas maka harga gas di hulu juga akan turun," katanya.

Ia menyebutkan tim sedang bekerja sekuat tenaga dalam penurunan harga gas itu.

"Jangan sampai apapun yang kita putuskan belum secara komprehensif dikaji. Karena itu mohon bersabar, percayalah kita bekerja sangat keras untuk melihat semua aspeknya," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home