Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 20:26 WIB | Sabtu, 26 Oktober 2019

Perubahan Iklim Persulit Pemberantasan Epidemi

Nyamuk penyebar malaria. (Foto ilustrasi: Ist)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM- Perubahan iklim membuat pemberantasan penyakit epidemi semakin sulit, karena meningkatnya suhu mendorong penyebaran nyamuk malaria di tempat yang lebih tinggi di Afrika, kata Direktur Eksekutif Global Fund untuk memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, Peter Sands.

"Dari tiga penyakit itu, satu yang paling jelas terkena dampak perubahan iklim adalah malaria," kata Sands, dikutip Reuters. Dia menggambarkan infeksi baru yang lebih tinggi di Kenya dan Ethiopia, di Afrika Timur sebagai dalam kondisi "sangat mengkhawatirkan".

Global Fund, aliansi pemerintah, masyarakat sipil dan mitra sektor swasta, sedang berupaya memenuhi target PBB untuk mengakhiri tiga epidemi itu pada tahun 2030.

Suhu air permukaan laut yang lebih hangat meningkatkan intensitas dan frekuensi badai. Dan lembaga itu telah mengirim sumber daya darurat setelah banjir yang disebabkan oleh Topan Idai yang mengakibatkan ribuan kasus malaria baru di Mozambik tahun ini.

“Ada efek tidak langsung (dari perubahan iklim) pada Tuberkulosis dan HIV, karena jika orang dipindahkan oleh alasan perubahan lingkungan atau iklim mereka cenderung lebih rentan terhadap penyakit ini,” tambahnya.

Pada sebuah konferensi yang diselenggarakan pada bulan Oktober oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Global Fund memastikan pendanaan hanya sekitar 14 miliar dolar AS selama tiga tahun.

Sands, mantan kepala eksekutif bank Standard Chartered, mengatakan kemampuan dunia untuk memberantas ketiga epidemi bergantung pada apakah negara-negara mau meningkatkan pengeluaran kesehatan sampai  46 miliar dolar AS untuk periode yang sama.

Negara-negara Afrika, diharuskan meningkatkan pengeluaran hingga 15 persen dari anggaran mereka untuk perawatan kesehatan. Namun itu merupakan lompatan besar.

Dari tiga epidemi, kemajuan untuk Tuberkulosis adalah yang paling lambat. Pada tahun 2017, TB membunuh 1,6 juta orang, termasuk 300.000 orang dengan HIV, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Sedangkan malaria menginfeksi 219 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2017, menewaskan 435.000 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagian besar korban adalah bayi atau anak kecil di Afrika sub-Sahara.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home