Loading...
RELIGI
Penulis: Alexsander Mangoting 16:38 WIB | Jumat, 27 September 2013

Peruwati Akan Kongres di Kendari, 3-7 Oktober 2013

Peruati dalam sebuah acara. (Dok. Peruati)

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM – Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi di Indonesia (Peruati) kini memasuki berusia 18 tahun. Dalam usianya, Peruati kini menata diri untuk menjadi lebih mandiri. Dalam perjalanannya, Peruati telah mendapat dukungan dalam relasi ekumenis dengan berbagai mitra di dalam dan luar negeri. Dalam langkahnya ke depan, selain tetap merawat relasi ekumenis itu, Peruati perlu secara serius merencanakan dan melaksanakan agenda-agenda pemandirian lembaga dan kegiatannya.

Momen Kongres Nasional Luar Biasa, 3-7 Oktober 2013 di Kendari, dimaksudkan untuk makin memantapkan penataan diri yang demikian. Tema utama Kongres dimaksud adalah Oikonomia. Oikonomia sendiri adalah hal menata rumah (dari dua kata Yunani, oikos=rumah dan nomos=hukum, aturan/mengatur, menata). Kongres akan dimulai dengan suatu studi serius mengenai tanggung jawab teologis Peruati dalam menata diri dan menata tugas-tugasnya dalam semangat kemandirian yang demikian.

Secara teologis, refleksi mengenai oikonomia didasarkan pada karya Allah sendiri sebagai penata semesta. Allah adalah Oikonomos Utama (Kejadian 1,2). Sang Pencipta, menurut kitab Kejadian, menciptakan dunia dari ketidakteraturan menjadi semesta yang teratur dan layak didiami (ekumene). Selanjutnya Allah memberikan tanggung jawab pada manusia untuk terlibat dalam penataan semesta (Kej. 2:15). Manusia menjadi ‘kawan sekerja’ Allah dalam menata rumah semesta.

Dalam hubungannya dengan eklesiologi, oikonomia kemudian dihubungkan dengan hal menata. Oikonomia dalam pengertian gerejawi berhubungan antara lain dengan manajemen gereja, penataan organisasi dan administrasi gereja. Namun sebenarnya oikonomia lebih luas dari pada itu. Oikonomia juga berhubungan dengan hal menata diri dan mengelola misi/tugas gereja dalam hubungannya dengan dunia.

Oikonomia karena itu tidaklah sekadar menata rumah (tangga) gereja dalam pengertian penataan organisasi (oikonomia organisatoris), melainkan juga mencakup penataan rumah bangsa (oikonomia politik) dan penataan rumah semesta (oikonomia kosmik). Aspek-aspek ini berkaitan satu sama lain dalam pemahaman oikonomia yang holistik.

Diharapkan refleksi di bawah tema Oikonomia ini, Kongres Luar Biasa Peruati dapat mendorong refleksi-refleksi teologis feminis mengenai peran perempuan dalam penataan ‘rumah’ dalam berbagai level seperti disebutkan di atas. Secara khusus dalam penataan organisasi, refleksi-refleksi teologis yang dikembangkan diharapkan dapat melahirkan ide-ide tentang praksis kemandirian dalam sinergi yang terbangun Peruati sebagai organisasi. Selain itu refleksi teologis ekologis mengenai perempuan dan oikonomia ini akan menyumbang bagi peran perempuan berpendidikan teologi yang lebih maksimal dalam pelaksanaan misi gereja di tengah-tengah dunia.

Peruati Bersifat Ekumenis

Peruati pada dirinya adalah juga sebuah lingkaran ekumenis. Perempuan berpendidikan teologi dari latar belakang gereja yang berbeda bersepakat untuk bersekutu dalam wadah belajar dan melayani bersama ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya Peruati adalah ‘oikos’ (rumah, ruang/space) bersama anggota-anggotanya. Adalah penting untuk membangun rasa memiliki anggota terhadap ‘rumah/ruang bersama’ ini. Selanjutnya yang tak kalah penting adalah menumbuhkan dan merawat tanggung jawab bersama semua anggota untuk menata rumah/ruang tersebut menjadi rumah yang memberi manfaat bagi semua anggotanya. Hal menata rumah organisatoris yang disebut Peruati ini berhubungan dengan pengembangan sumber daya dan dana, pengembangan kapasitas organisasi, penguatan kapasitas anggota serta kepedulian terhadap tanggung jawab politik dan ekologis.

Demikian diungkapkan oleh Pengurus Peruati dalam kerangka acuan pelaksanaan Kongres yang akan dilaksanakan di kantor Sinode Gepsultra (Gereja Protestan Sulawesi Tenggara) Kendari, Sulawesi tenggara 3-7 Oktober 2013 yang ditandatangani ketua Pdt. Ruth Ketsia Wangkai, M.Th dan sekretaris Pengurus Pusat Peruati Pdt. Ratnawati. L, S.Si.Teol

Adapun tujuan dari dilaksanakannya kongres luas biasa ini adalah untuk pertama, Merumuskan dan menetapkan langkah strategis pola kemandirian Peruati di tingkat daerah maupun pusat. Kedua, Menetapkan kembali kebijakan keuangan dan sumber-sumber pendapatan yang menopang biaya operasional PERUATI.dan ketiga, Menyusun ulang draft kepengurusan organisasi , visi, misi serta AD/ART PERUATI untuk ditetapkan pada KONAS ke-4 di Minahasa tahun 2015.

Peserta

Kegiatan ini akan dihadiri oleh seluruh Pengurus dan anggota PERUATI dari 23 Badan Pengurus Daerah yang setiap BPD mengutus 3 orang wakil dari BPD dan 2 orang anggota. Selain itu kegiatan ini akan dihadiri juga oleh lembaga mitra seperti Departemen Perempuan dan Anak PGI, PERSETIA, Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology), Mission 21, Sinode Am Gereja Protestan di Indonesia, Pengurus Komisi Wanita Sinode Gereja-Gereja lokal dan di sekitarnya.

Tujuan

Adapun hasil yang ingin dicapai dari Kongres luar biasa ini adalah : pertama, Pengurus dan anggota PERUATI memiliki komitmen yang kuat untuk menunjang keberlanjutan dan masa depan PERUATI khususnya dari segi dana maupun partisipasi lainnya. Kedua, PERUATI baik BPP maupun BPD dapat melaksanakan tanggung jawab operasional organisasinya dengan dukungan penuh dari semua anggota dalam bentuk iuran dan bantuan lainnya. Dan yang ketiga adalah penatalayanan PERUATI makin meningkat dan berkembang dengan baik.

Panitia lokal

Program ini akan dilaksanakan oleh Pengurus Pusat PERUATI dan telah dibentuk Panitia Lokal di Kendari berdasarkan SK BPP PERUATI dan sudah dilantik pada tanggal 1 Juli 2013 oleh Koordinator Wilayah PERUATI Sulawesi Tenggara Pdt. Henny Rere, M.Th.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home