Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 07:39 WIB | Senin, 15 Oktober 2018

Pesta Boneka #6-2018 "Journey"

Indonesia Darurat Sampah Plastik
Pesta Boneka #6-2018 "Journey"
Pementasan Pesta Boneka pada International Biennale Puppets Festival #6-2018 di Dusun Kepek, Timbulhajo, Sewon-Bantul, Minggu (14/10). (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Pesta Boneka #6-2018 "Journey"
Pementasan "Dongeng si Atik" oleh Ayo Dongeng Indonesia di IBPF #6-2018.
Pesta Boneka #6-2018 "Journey"
Pementasan "Sori in the Land of Lembuna".

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Panggung sederhana berukuran 4 m x 6 m yang berada di bawah rimbunan tanaman bambu serta berbatasan dengan pekarangan rumah warga menjadi tempat pementasan teater boneka. Pesta Boneka sebuah festival teater boneka dua tahunan (International Biennale Puppets Festival-IBPF) berskala internasional yang dinisiasi oleh Papermoon Puppet Theatre, dihelat di ruang terbuka Dusun Kepek, Timbulhajo, Sewon-Bantul, Minggu (14/10) menjadi puncak IBPF #6-2018.

Diawali dengan live cooking pada pagi-siang hari, dilanjutkan dengan beberapa workshop di beberapa titik memanfaatkan rumah warga, area pertanian, serta ruang publik yang ada di Dusun Kepek. 

Komunitas Sakatoya mengawali penampilan Pesta Boneka di ruang terbuka (outdoor) dengan "Cosmicpollutant" di pinggir jalan kampung menuju persawahan yang mengisahkan tentang terhalangnya sinar matahari ke permukaan bumi akibat timbunan sampah di mana-mana. Sampah plastik menjadi salah satu perhatian Sakatoya dalam berbagai project pertunjukannya. Pada bulan Agustus lalu Sakatoya mementaskan dramatic reading berjudul "Octagon Syndrome" di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjaseomantri (PKKH)-UGM yang berkisah tentang kehidupan yang terjebak dalam sampah-sampah plastik yang mematikan.

Panggung sederhana Pesta Boneka di Dusun Kepek dibuka dengan penampilan Ayo Dongeng Indonesia (ADI) dengan perform teater berjudul "Dongeng si Atik" dalam penyajian story telling. Mencairkan suasana agar terbangun komunikasi dengan pengunjung anak-anak, ADI mengajak pengunjung menyanyikan lagu anak-anak berjudul "Gembira Berkumpul". ADI melengkapi penampilannya dengan properti yang sederhana: kotak boneka sebagai layar shadow puppet, boneka tangan, serta sebuah ukulele untuk musik pengiring pementasan.

Story telling atau biasa dikenal dengan mendongeng adalah sebuah seni pengisahan cerita dengan tujuan hiburan pada live audience (pemirsa langsung) tentang kejadian-kejadian nyata maupun imajinatif untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Setelah terbangun komunikasi melalui lagu maupun dialog sederhana, ADI melanjutkan dengan membangun partisipasi serta interaksi untuk melibatkan audiens kedalam bagian pertunjukan. Kekuatan story telling dalam menyampaikan pesan-pesan moral dalam interkasi, partisipasi, maupun dialog berbagai arah saat ini banyak dikalahkan oleh tayangan stasiun-stasiun televisi yang lebih banyak mengejar rating, dan seolah mengabaikan masa tumbuh-kembang anak-anak Indonesia.

Dalam narasi cerita sederhana tentang Atik si burung gelatik yang ingin mengikuti festival menyanyi. Sayangnya, Atik tidak percaya diri karena merasa tidak memiliki suara yang bagus. Atas saran dari beberapa temannya akhirnya Atik mulai belajar menyanyi kepada siapapun termasuk pada burung hantu. Setelah berani menyanyi akhirnya Atik mengikuti festival.

Di sela-sela dialog ADI mengajak audiens menyanyikan lagu-lagu anak-anak diantaranya "Tik tik Bunyi Hujan", "Di sini senang di sana senang", secara bersama-sama dengan mendatangi pengunjung satu per satu sambil berinteraksi dengan boneka yang dibawanya. Hal menarik dari penampilan ADI dalam "Dongeng si Atik" adalah pesan dongeng yang disampaikan bahwa latihan yang teratur dan terus-menerus akan membuat kita menjadi lebih baik. Mengajak audiens terutama anak-anak untuk bersama-sama menyanyikan lagu anak-anak seolah mengingatkan bahwa perkembangan lagu anak-anak saat ini mengalami mati suri. Anak-anak lebih banyak mengkonsumsi lagu-lagu orang dewasa, dan tidak jarang mereka pun turut melagukannya. Realitasnya hari-hari ini hanya odhong-odhong (mainan anak-anak) yang masih memperdengarkan lagu anak-anak.

Indonesia Darurat Sampah (plastik)

Pada sebidang kolam kering yang dijadikan panggung pementasan, kolaborasi seniman boneka Gwen Knox asal Australia dengan Flying Balloon Puppet (Indonesia) menampilkan pertunjukan teater boneka berjudul "Sori in the Land of Lembuna".

Dikisahkan gadis kecil bernama Sori jatuh ke sungai, terhanyut dan tenggelam ke bagian paling dalam. Tanpa disadari, Sori memasuki dunia yang belum pernah diketahuinya. Ketika membuka mata, Sori bertemu seekor ular yang kemudian menolongnya menemukan jalan pulang. Sepanjang perjalanan Sori bertemu banyak hewan-hewan yang terjerat sampah-sampah plastik. Kepada hewan-hewan itulah Sori bertanya arah manakah jalan pulang yang harus dilaluinya. Sebagai balasannya, Sori melepaskan jeratan sampah-sampah plastik di tubuh makhluk-makhluk tersebut.

Pengadeganan menjadi kekuatan pada penampilan "Sori in the Land of Lembuna". Dalam stage yang sederhana kolam kering yang menyatu dengan areal persawahan yang sedang ditanami kacang tanah, tanpa narasi dan dialog minim kata pesan-pesan tentang permasalahan sosial-lingkungan terkait sampah secara visual dengan mudah ditangkap oleh audiens: dasar kolam kering yang dipenuhi dengan serakan sampah plastik menjadi kontras dengan hamparan tanaman kacang tanah yang menghijau.

Interaksi yang dibangun terutama dengan audiens anak-anak akan menjadi pesan penting dalam pementasan "Sori in the Land of Lembuna" yang akan mereka sampaikan pada generasi nanti. Meski begitu perlu adanya edukasi berkelanjutan bahwa jumlah sampah organik-anorganik yang terus meningkat adalah masalah bersama yang memerlukan penanganan menyeluruh.

Sampah plastik saat ini menjadi masalah bersama masyarakat dunia. Diperkirakan setiap tahunnya sekitar 4,8 juta sampai 12,7 juta ton plastik masuk ke laut dengan 80 % sampah plastik berasal dari sampah daratan. Pada tahun 2015 Indonesia menghasilkan sampah plastik sebesar 3,2 juta ton dan sebanyak 1,29 juta ton di antaranya sampai ke laut.

Beberapa waktu lalu Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Novrizal Tahar mengatakan produksi sampah nasional mencapai sekitar 65,8 juta ton pertahunnya dimana 16 persennya adalah sampah plastik.

Di berbagai media massa kerap disajikan berita-berita tentang kematian binatang laut akibat tidak sengaja menelan sampah plastik. Beberapa waktu lalu di perairan Thailand ditemukan ikan paus yang mati karena menelan 80 bungkus plastik seberat 8 kilogram. Bahkan dalam pencernaan yang mengandung asam pun plastik tidak bisa terdekomposisi. Bisa dibayangkan sekiranya material plastik tersebut masuk dalam sistem pencernaan manusia. Bukan sekedar mengganggu sistem pencernaan namun juga mengganggu metabolisme tubuh lainnya.

Sampah organik, atau sampah yang berasal dari bahan alami seperti sayur, kulit buah, dan lain-lain akan terdaur di alam dalam hitungan hari atau minggu. Sampah kertas akan terurai dalam waktu dua sampai enam bulan.  Sampah plastik memerlukan waktu yang beragam agar dapat terurai di alam. Kantong plastik (kresek, plastik bungkus) memerlukan waktu antara 10-12 tahun untuk terdaur. 

Dengan polimer pembentuknya yang komplek, botol plastik memerlukan waktu terdaur sekitar 20 tahun, sementara styrofoam yang banyak digunakan untuk penggunaan sehari-hari baik sebagai bahan pengemas ataupun penghias membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk bisa hancur terurai di alam. Bisa dibayangkan, tanpa didaur ulang sampah plastik yang terus bertambah setiap hari adalah ancaman nyata bagi kehidupan manusia.

Minim dialog dan hanya mengandalkan kekuatan pengadeganan, pesan-pesan dalam pementasan "Sori in the Land of Lembuna" cukup mudah dicerna bagi audiens termasuk anak-anak: jangan membuang sampah di sembarang tempat, bersih itu indah dan sehat, sampah plastik ancaman kehidupan. 

Dan trend peningkatan produksi sampah setiap tahun, pengelolaan sampah yang belum tertangani secara menyeluruh, serta belum tumbuhnya budaya-kesadaran memperlakukan sampah dengan semestinya hanya akan mendorong Indonesia dalam krisis yang serius di masa datang: darurat sampah.

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home