Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 13:37 WIB | Kamis, 19 Mei 2016

PLN Tak Bayar Utang ke APR Energy, Nias Terancam Padam Lagi

Ilustrasi, Listrik (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum membayar utang kepada pemasok listrik APR Energy. Akibatnya, Nias terancam padam karena pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yang berpusat di Amerika Serikat yang menyuplai listrik ke kepulauan di Sumatera Utara ini mengancam hengkang.

Ketua Yayasan Tatuhini Nias Bangkit, Esther GN Telaumbanua mendesak agar PLN segera menyelesaikan permasalahan dengan PT APR Energy terkait adanya ancaman pemutusan Listrik untuk kedua kalinya di Kepulauan Nias, Sumatera Utara

“Peringatan untuk memutuskan pasokan listrik di Kepulauan Nias sebenarnya sudah tertuang dalam perjanjian antara APR Energy dan PT PLN. pemutusan dilakukan apabila PT PLN tidak melakukan pembayaran,” kata dia melalui siaran pers yang diterima satuharapan.com di Jakarta pada hari Kamis (19/5).

Dia juga mengatakan, PT PLN harus memikirkan untuk menyediakan listrik bagi masyarakat bukan justru mengorbankan rakyat karena kinerja dari PLN memburuk.

“Saat ini masyarakat mengharapkan iktikad baik dari PLN untuk menyelesaikan rencana pemutusan listrik itu, masyarakat tidak mengharapkan saling klaim di antara kedua perusahaan,” kata dia.

Dia juga mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Kepulauan Nias harus mencari solusi agar ancaman pasokan listrik tidak terjadi lagi.

“Perlu dilakukan audit di tubuh PLN agar masalah ini terjadi lagi serta peranan dari Pemerintah Daerah perlu ditingkatkan,” kata dia.

Sebelumnya, pemadaman listrik pernah terjadi hingga belasan jam di kepulauan Nias pada awal April tahun 2016

Humas PLN Regional I Wilayah Sumatera Utara, Mustaf Rijal mengatakan, pemadaman listrik ini akibat ada masalah internal di Pembangkit Listrik yang ada di Desa Mowao dan Desa Dahana Kecamatan Gunungsitoli Idanoi.

“Informasinya juga kontrak PLN terhadap PLTD telah diputus sejak 25 Maret 2016 yang lalu,” katanya beberapa bulan lalu.

APR Energy

Sebelumnya, Ketua dan CEO APR Energy John Campion menulis, sejak tahun 2013 lalu, APR sudah bekerja dan memberikan pasokan listrik yang dapat diandalkan. Sayangnya PLN belum membayar tagihan-tagihan APR Energy. “Perusahaan itu tidak menghormati kontrak dengan kami. Tetapi PLN terus mengumpulkan uang dari masyarakat Nias untuk listrik yang mereka gunakan,” kata dia dalam surat terbukanya ke KONTAN, Rabu.

Dia menyatakan, oleh karena itu, APR tidak dapat lagi bisa meneruskan beroperasi di Nias atau di mana pun di Indonesia. “Pada akhir Mei kami akan secara permanen akan menutup PLTD berkapasitas 20 MW,” kata dia.

Kata John, meskipun APR akan pergi dari Nias, pihaknya akan tetap melindungi rakyat Nias dan akan menjual PLTD ke PLN. “Sayangnya PLN belum menanggapi tawaran kami,” kata dia.

Dia meminta warga Nias memahami keputusan APR meninggalkan Nias, dan APR menyesali dampak yang akan terjadi jika pembangkit dimatikan. Tetapi APR merupakan sebuah usaha yang memiliki karyawan yang bekerja. “Jika kami tidak dibayar, kami tidak akan membayar karyawan kami,” kata dia.

PLN Tak Khawatir

Atas ancaman ini, PLN tidak khawatir. Menurut Direktur Bisnis Regional Bagian Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rasyidin, PLN telah memiliki solusi untuk mengatasi mati listrik yang nanti akan melanda Pulau Nias.

Amir menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan pembangkit listrik pengganti dua buah PLTD berkapasitas 20 mw milik APR Energy yang selama ini mengaliri listrik untuk wilayah Nias.

“PLN Sudah menyiapkan mesin pengganti sebesar 24 mw, saat ini sudah siap beroperasi 12 MW, sedangkan 6 MW sudah sampai di lokasi dan akan beroperasi pada 23 Mei 2016,” katanya.

Amir mengungkapkan, kapasitas sebesar 6 MW dari mesin pengganti milik PLN nantinya akan beroperasi di Teluk Dalam pada tanggal 26 Mei 2016. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home