Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 17:54 WIB | Rabu, 04 November 2015

PM Kanada akan Tempatkan Perempuan di Separuh Posisi Kabinet

Perdana Menteri Kanada yang baru, Justin Trudeau, berfoto bersama keluarga, yaitu istrinya, Sophie Gregoire dan anak-anak mereka, Xavier dan Ella-Grace (Foto: globalnews.ca)

OTTAWA, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Kanada yang baru, Justin Trudeau, pada bulan Juni yang lalu berjanji bahwa separuh dari kursi kabinetnya akan diisi oleh perempuan jika ia terpilih. Kini ia menghadapi pekerjaan sulit untuk memenuhi janjinya tersebut.

Trudeau, 43, akan dilantik hari ini (5/11) dan akan mengumumkan nama-nama sekitar  30 menteri kabinet, mulai dari menteri keuangan, menteri luar negeri hingga perikanan. Di antara calon menteri itu adalah  mantan wartawan, Chrystia Freeland, 47, yang saat ini menjadi ketua bersama dewan ekonominya. Juga ada Melanie Joly, 36 tahun, pengacara dan mantan calon walikota Montreal; dan Jody Wilson-Raybould, 44, seorang pengacara Aborigin dari British Columbia.

"Ini merupakan pesan kepada perempuan Kanada - dan perempuan muda khususnya - bahwa dunia ini adalah tentang Anda," kata Jean Charest, mantan perdana menteri dari Quebec yang menempatkan perempuan dalam setengah kementerian provinsi itu pada tahun 2007.

"Anda harus bergerak melampaui jejaring lama para pria," kata dia.

Kabinet seimbang (paritas) Trudeau ini adalah yang pertama di Kanada, sejak perempuan mulai diperbolehkan ikut Pemilu pada tahun 1916, empat tahun sebelum hak yang sama diberlakukan di AS. Hal itu mengakhiri kebiasaan berabad-abad para pemimpin dari negara-negara berbahasa Inggris besar, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, untuk mengisi pemerintahan dengan pria.

Prancis, Italia dan negara-negara Nordik sudah memiliki kabinet seimbang. Kanada lebih lambat daripada yang lain untuk memilih wanita. Kanada berada di peringkat 50 dari 190 negara dalam hal representasi perempuan menurut Parliamentary Union International, turun dari peringkat 17 pada tahun 1997.

Untuk Trudeau, yang menyatakan diri sebagai feminis, mengisi 50 persen dari kabinetnya dengan perempuan bukan pekerjaan mudah. Pertama, dia harus memilih mereka dari antara 134 pria dan 50 wanita anggota parlemen dari Partai Liberal, tempatnya bernaung. Artinya, beberapa anggota parlemen pria yang layak, harus tersingkir.

Selain itu, seleksi juga harus mempertimbangkan kriteria representasi daerah, bahasa dan etnis, termasuk kebiasaan memilih setidaknya satu menteri dari masing-masing 10 provinsi.

Di beberapa daerah - Alberta, Saskatchewan, Prince Edward Island, Utara - anggota parlemen dari Partai Liberal semuanya pria. Di tempat lain, seperti Manitoba, hanya satu wanita yang memenangkan kursi Liberal.

Trudeau juga mengatakan dia ingin kabinet yang lebih kecil dibandingkan dari kabinet Perdana Menteri Konservatif Stephen Harper yang ia kalahkan. Pendahulunya itu membentuk kabinet  39 menteri, 12 di antaranya perempuan. Trudeau juga diharapkan akan memilih perempuan sebagai kepala stafnya.

"Ini merupakan tantangan, tidak diragukan lagi," kata Charest, mantan pemimpin nasional dari partai Konservatif Progresif yang mengambil alih Partai Liberal Quebec di akhir 1990-an dan memimpin provinsi itu pada 2003-2012.

"Ada banyak orang yang merasa layak duduk di sekitar meja itu dan mereka tidak akan berada di sana."

Langkah Trudeau tersebut akan menjadi patokan bagi "Kelompok Tujuh negara Berbahasa Inggris," seperti Presiden AS Barack Obama yang menetapkan 16 anggota kabinetnya perempuan (25 persen) sedangkan kabinet David Cameron 33 persen diisi oleh perempuan.(bloomberg.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home