Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 12:03 WIB | Jumat, 22 Juli 2016

PM Papua Nugini Lolos dari Upaya Pemakzulan

Peter O'Neill (Foto: AAP)

PORT MORESBY, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill, berhasil lolos dari upaya pemakzulan di tengah luasnya protes yang menyerukan pengunduran dirinya.

Mahkamah Agung memerintahkan diadakannya sidang mosi tidak percaya di parlemen, yang berlangsung hari ini (22/7). Hasilnya,  seperti diberitakan oleh abc.net.au, 85 dari 111 anggota parlemen tetap mendukung Peter O'Neill, sedangkan kubu oposisi hanya berhasil menangguk 21 suara , kurang 56 suara untuk melengserkan O'Neill.

O'Neill telah dipaksa oleh MA untuk menghadapi tekanan oposisi  menyusul aksi demonstrasi besar-besaran dari para mahasiswa yang menuntut pengunduran dirinya.

Seruan mundur juga datang dari serikat dokter, buruh dan pilot, dengan alasan ia melakukan korupsi.

Empat mantan perdana menteri Papua Nugini, termasuk bapak bangsa negara itu, Michael Somare, mendesak pengunduran dirinya.

O'Neill selama dua tahun terakhir berjuang untuk melawan perintah penangkapan dirinya atas tuduhan korupsi tersebut.

O'Neill  menggambarkan mosi tidak percaya itu sebagai pemborosan uang.

Perdebatan di parlemen berlangsung selama satu jam. Kubu oposisi dipimpin oleh wakil pemimpin oposisi, Sam Basil.

Salah seorang pembicara oposisi, Ben Micah dari Partai Kemajuan Rakyat yang membelot ke kubu oposisi, sempat mengatakan bahwa hari-hari pemerintahan O'Neill tinggal menunggu hari.

Namun, sejak awal O'Neill cukup percaya diri bahwa mayoritas anggota parlemen mendukungnya.

Sejak Senin lalu, ia mengumpulkan pendukungnya di Alotaou, untuk merapatkan barisan. Kemarin, sedikitnya 60 anggota parlemen berkumpul menyatakan dukungan kepadanya.

O'Neill mengatakan Papua Nugini akan kehilangan investor jika pemerintahan berganti.

"Negara kita tidak boleh mundur ke jalan instabilitas lama," kata dia, sebagaimana dilaporkan oleh abc.net.au.

Ia mengatakan mosi tidak percaya ini pemborosan dan berbiaya mahal.

Menurut dia, oposisi berusaha merusak harmoni pemerintahan.

"Mereka tidak layak memimpin negara ini," kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home