Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 09:06 WIB | Jumat, 19 November 2021

Polandia Tahan 100 Imigran Timur Tengah Yang Melintas dari Belarusia

Ribuan migran, terutama dari Timur Tengah, berkemah atau tinggal di dekat perbatasan Polandia-Belarusia dalam kondisi mengerikan yang bertujuan untuk menyeberang ke Uni Eropa. (Foto: dok. AFP)

SOKOLKA, SATUHARAPAN.COM-Tentara Polandia pada Kamis (18/11) mengatakan telah menahan sekitar 100 migran yang melintasi perbatasan Belarusia pada malam hari, menuduh pasukan Belarusia memimpin operasi tersebut.

Insiden itu terjadi ketika Belarusia, yang mengatakan ingin meredakan krisis, menyiapkan penerbangan repatriasi pertama bagi para migran ke Irak yang akan membawa antara 200 dan 300 orang di dalamnya.

Ribuan migran, terutama dari Timur Tengah, berkemah atau tinggal di dekat perbatasan Polandia-Belarusia dalam kondisi mengerikan yang bertujuan untuk menyeberang ke Uni Eropa, dalam krisis yang dimulai selama musim panas.

Uni Eropa mengatakan Belarusia merekayasa krisis sebagai pembalasan atas sanksi terhadap negara bekas Soviet itu. Belarusia dan sekutu utamanya Rusia telah menolak tuduhan itu dan mengkritik Uni Eropa karena tidak menerima para migran yang ingin menyeberang.

Dalam insiden perbatasan terbaru, kementerian pertahanan Polandia mengatakan bahwa pasukan Belarusia pertama kali melakukan pengintaian dan "kemungkinan besar" merusak pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan.

“Kemudian orang Belarusia memaksa para migran untuk melempari tentara Polandia dengan batu untuk mengalihkan perhatian mereka. Upaya untuk melintasi perbatasan terjadi beberapa ratus meter jauhnya,” katanya.

“Sekitar 100 migran ditahan,” katanya, seraya menambahkan bahwa insiden itu terjadi di dekat desa Dubicze Cerkiewne. "Pasukan khusus Belarusia memimpin serangan kemarin," katanya.

Rekaman video yang dirilis oleh kementerian pertahanan tampaknya menunjukkan tentara Polandia yang mengelilingi sekelompok besar migran berjongkok di daerah berhutan pada malam hari di sebelah kawat berduri.

Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, yang telah memerintah dengan tangan besi selama hampir tiga dekade, telah berbicara dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, tentang krisis dua kali dalam beberapa hari terakhir.

Layanan pers Lukashenko pada hari Rabu (17/11) mengatakan pemimpin Belarusia dan Merkel “setuju bahwa masalah secara keseluruhan akan dibawa ke pertemuan tingkat Belarusia dan Uni Eropa.

“Pejabat terkait, yang akan ditentukan dari kedua belah pihak, akan segera memulai negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang ada,” katanya. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home