Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 05:44 WIB | Kamis, 26 Maret 2015

Polisi India Selidiki Ancaman Bakar Sekolah Kristen

Sekelompok umat Kristen melancarkan protes terhadap perusakan gereja di luar Gereja Hati Suci di New Delhi belum lama ini. Hari Jumat (20/3) sejumlah fundamentalis Hindu melakukan lagi perusakan gereja di negara bagian Madhya Pradesh, dengan alasan melakukan Kristenisasi (Foto: AP)

KOLKATA, SATUHARAPAN.COM - Polisi di India timur tengah menyelidiki surat yang ditemukan di sebuah sekolah Katolik yang mengancam akan membakar sekolah itu, sehingga menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keamanan warga minoritas Kristen.

Polisi meningkatkan pengamanan di sekolah St Capitaneo di negara bagian Bengal Barat setelah penemuan lima surat, mengancam akan melakukan pembakaran kecuali sekolah itu ditutup dan 13 biarawatinya dipindahkan dari kawasan tersebut.

"Kami mencoba melacak sumber surat-surat itu. Terlalu dini untuk berkomentar mengenai keaslian surat-surat tersebut namun kami tidak memberikan peluang," kata kepala polisi wilayah Celling Simik Lepcha kepada AFP, Rabu (25/3).

Insiden terjadi hanya beberapa minggu setelah seorang biarawati lanjut usia diperkosa dalam sebuah aksi perampokan di sekolah berbeda yang berada di negara bagian tersebut.

Insiden tersebut memicu kemarahan publik dan aksi unjuk rasa.

Staf sekolah memberitahu pihak polisi pada Minggu mengenai penemuan surat-surat itu di asrama sekolah, kata polisi Bengal Barat Inspektur Jendral Anuj Sharma.

Surat-surat yang ditulis dalam bahasa Hindi itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan staf dan komunitas Kristen pada umumnya, kata pendeta Dominic Gomes, juru bicara Keuskupan Kolkata.

"Surat itu dilemparkan ke dalam oleh orang tak dikenal dan polisi mencoba mengenali pelaku. Mereka memastikan akan memberi kami pengamanan penuh di sekolah," katanya.

"Kami prihatin dengan keselamatan dan keamanan institusi serta orang-orang kami... ada ketakutan di pikiran masyarakat ini."

Insiden tersebut terjadi ditengah munculnya serangkaian serangan terhadap gereja dan sekolah-sekolah Katolik, meskipun Perdana Menteri Narendra Modi, yang merupakan nasionalis Hindu, sudah menjamin keamanan penganut agama minoritas.

Sekolah yang berdekatan dengan perbatasan Bhutan itu memiliki sekitar 1.700 siswa, sebagian besar berasal dari suku-suku yang miskin.

Polisi mendapat kritikan keras karena kurangnya tindak penahanan terkait serangan terhadap biarawati berusia 70 tahun, yang biaranya juga dijarah oleh kawanan perampok.

Sekitar 80 persen dari 1,2 miliar penduduk India adalah penganut Hindu, sementara 13,4 persennya adalah Muslim. Sisanya adalah penganut Kristen, Buddha, Sikh, dan agama lain. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home