Loading...
MEDIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:32 WIB | Jumat, 05 Februari 2016

Porsi Acara Yang Ramah Anak Diperbanyak

Ilustrasi berdasarkan penelitian jurnal Thorax, sangat beresiko besar bagi anak berusia antara usia tiga dan delapan tahun. (Foto; telegraph.co.uk)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Ulfah Anshor, mengatakan porsi program anak di televisi harus diperbanyak, guna memberi ruang bagi anak dalam mendapatkan tayangan sesuai usianya.

"Selama ini nyaris tidak ada acara untuk anak yang sesuai dengan usianya. Jika ada di televisi pemerintah porsinya masih kecil," kata Maria dalam diskusi bertema "Perlindungan Anak dalam Regulasi Penyiaran" di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (4/2).

Bahkan, kata dia, anak di era sekarang cenderung mengonsumsi acara-acara yang kurang baik jika dibandingkan dengan usianya, seperti program dengan materi berisi kekerasan, pornografi dan mistis.

Untuk itu, dia meminta stasiun televisi di Indonesia, agar lebih selektif dalam memilihkan programnya supaya ramah anak. Di lain pihak, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) harus lebih aktif dalam mengawasi materi penyiaran di Indonesia agar lebih ramah anak. Alasannya, stasiun televisi cenderung mengutamakan keuntungan bisnis daripada menyiarkan acara ramah anak sekaligus mendidik.

Selain KPI, Maria berharap agar ada instrumen regulasi penyiaran yang mengarusutamakan kepentingan anak. Sejauh ini, undang-undang yang ada belum memberi kewenangan yang cukup bagi KPI, untuk menindak siaran televisi yang sejatinya tidak layak tonton.

"Surat teguran untuk televisi juga kadang sekedar tulisan, sehingga sering diabaikan," kata dia.

Di lingkungan keluarga orang tua juga, harus jeli dalam memilihkan mengasuh ataupun memilihkan pengasuh anak.

"Bagi yang mempercayakan pengasuh kebanyakan meminta jasa dari asisten rumah tangga. Pembantu ini biasanya merawat anak untuk memandikan kemudian mendiamkan anak di depan televisi, sembari dia melakukan pekerjaannya. Padahal acara televisinya kurang ramah anak," kata dia.

Setelah pekerjaannya selesai, kata Maria, pembantu juga akan menonton televisi dan anak ikut menyimak siaran dengan selera asisten rumah tangga. Dengan begitu, pemenuhan tubuh kembang anak menjadi tidak optimal.(Ant)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home