Loading...
EKONOMI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 23:11 WIB | Sabtu, 05 Juli 2014

Prabowo: Saya Pernah Ditegur JK Tolak Impor Beras

Capres Prabowo saat memberikan paparan visi misi dalam Debat Capres-Cawapres putaran terakhir, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7). (Foto: Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon Presiden (Capres) Republik Indonesia 2014 nomor urut satu, Prabowo Subianto mengatakan dirinya pernah mendapat teguran dari Jusuf Kalla (JK) karena melakukan protes terhadap pemerintah yang senantiasa mengimpor beras.

“Sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), saya konsisten menolak impor beras dan saya selalu mengingatkan pemerintah. Tapi saya pernah ditegur oleh Pak JK sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dan Ketua Umum Golkar. Saat itu, saya masih menjadi anggota Partai Golkar, Pak JK menegur karena pernyataan saya menolak impor beras,” ucap Prabowo, dalam Acara Debat Capres-Cawapres Pemilu Presiden 2014 putaran kelima, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7).

Sementara itu, terkait impor beras, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Hatta Rajasa menuturkan Indonesia hanya mengimpor beras saat terjadi iklim yang ekstrem. Tak cuma mengimpor, Indonesia juga pernah menjadi penyuplai beras untuk negara lain, salah satunya Filipina.

"Impor yang kita lakukan umumnya untuk beras tertentu, misalnya untuk masyarakat asing," ucap Hatta.

Petani Butuh Pupuk

Dalam debat tersebut, Capres Prabowo juga menyampaikan akan menambah pengadaan pupuk majemuk bagi petani. Menurut dia, pupuk majemuk yang spesifik untuk tanaman tertentu akan membantu mendorong produktivitas lahan pertanian.

"Tiap tahun, kita kehilangan lahan untuk pertanian kurang lebih 60 ribu hektare. Menurut Kementerian Pertanian, tahun 2015 Indonesia diperkirakan butuh tambahan lahan 730 ribu hektare," kata Prabowo.

Menurut Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu, terdapat dua cara untuk mendorong produktivitas, yakni intensifikasi lahan dan penambahan lahan pengganti. Strategi itu dapat ditunjang dengan memperbaiki jenis pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika selama ini pemerintah masih menggunakan pupuk majemuk yang umum, Prabowo berencana menggunakan pupuk majemuk spesifik.

"Belum ada pupuk untuk jagung, dan beras, belum ada pupuk untuk ubi," katanya.

Tambah Lima Juta Mulut

Prabowo juga berbicara perihal kerusakan lingkungan di Indonesia. Menurutnya hal tersebut merupakan dampak dari ledakan penduduk, karena setiap tahun, ada lima juta orang yang lahir.

“Tiap tahun bertambah lima juta, artinya ada lima juta mulut baru. Berarti kita harus menyiapkan makan dan fasilitas yang layak untuk lima juta jiwa tiap tahun. Inilah yang mempercepat proses kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan tambahan pangan dan berbagai fasilitas,” kata dia.

Guna mengatasi hal tersebut, bila mendapat amanah rakyat Prabowo dan Hatta ia akan menjalankan solusi yang diberi nama “Strategi Banyak Jalur”.

"Salah satu solusinya ada di sektor pendidikan. Perlu adanya pendidikan agar masyarakat bisa menjaga hubungan antara pembangunan ekonomi dan menjaga lingkungan,” tutur Prabowo dalam Debat Capres-Cawapres putaran terakhir.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home