Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:00 WIB | Senin, 09 November 2015

Prancis: Presiden Rusia akan Hadiri Konferensi Iklim Paris

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: ndtv.com)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – “Presiden Rusia Vladimir Putin, akan menghadiri pembukaan konferensi PBB pada 30 November di Paris yang ditujukan untuk menghasilkan pakta penyelamatan iklim, “ kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Minggu (8/11).

“Lebih dari 100 kepala negara dan pemerintah telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk presiden Amerika Serikat, perdana menteri Tiongkok dan presiden Rusia,” kata Fabius kepada para wartawan.

Rusia produsen minyak utama, dianggap sebagai penentu perjanjian dalam upaya panjang untuk menegosiasikan pakta dunia pertama, guna mengekang pemanasan global dengan membatasi emisi gas rumah kaca.

Pada Maret, Moskow berjanji akan mengurangi 25-30 persen emisi pada 2030, dari level pada 1999  namun menyatakan hal itu bergantung pada hasil negosiasi dan janji dari negara penghasil emisi besar lainnya.

Rusia adalah negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar kelima di dunia di bawah Tiongkok, AS, Uni Eropa dan India, menurut lembaga strategi AS World Resources Institute.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan,  Putin telah menerima undangan untuk menghadiri konferensi di Paris. Dia akan berada di antara pembicara pada hari pertama konferensi, bersama dengan Presiden AS Barack Obama dan para pemimpin India dan Tiongkok.

Kremlin belum mengkonfirmasi partisipasi Putin sebagai pembicara pada COP 21, yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan paling ambisius sampai saat ini, dengan  membatasi emisi yang menyebabkan pemanasan global.

Penyelenggara berharap, setidaknya 40.000 orang di tambah ribuan aktivis dari lingkungan, hak asasi manusia dan kelompok lain untuk menghadiri konferensi yang diadakan tanggal 30 November hingga  11 Desember 2015.

Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Kanada Catherine McKenna, bersama menteri lainnya, menghabiskan tiga hari berikutnya di Paris mencari landasan bersama tentang isu-isu kunci di acara puncak.

McKenna mengatakan, Kanada bertekad untuk memberikan hasil nyata pada perubahan iklim. Perdana Menteri Justin Trudeau diharapkan akan bergabung di puncak oleh sebagian besar perdana menteri dan setidaknya beberapa pemimpin partai oposisi.

Menlu Fabius berbicara selama pertemuan para menteri luar negeri dan lingkungan, untuk mempersiapkan jalan bagi negosiasi akhir konferensi iklim ini.

"Tujuan dari tiga hari adalah untuk menemukan jalan kompromi pada banyak masalah," Fabius mengatakan kepada para pejabat senior dari lebih dari 70 negara.

Salah satu isu utama yang akan dibahas adalah, bagaimana negara-negara kaya dapat memberikan dukungan keuangan dan lainnya untuk membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi.

Menteri luar negeri dari Kepulauan Marshall, Tony de Brum, mengatakan, "hal yang paling penting yang dipertaruhkan adalah kelangsungan hidup dari negara saya. Kita perlu untuk mendapatkan kesepakatan yang akan menjamin negara paling rentan negara tidak akan terlupakan. "

Kepulauan Marshall adalah sebuah negara yang teridiri atas pulau kecil, mereka khawatir akan tenggelam oleh naiknya air laut, yang disebabkan oleh pemanasan global.

Konferensi iklim Paris akan mengumpulkan 196 pihak untuk mencapai kesepakatan yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 C, antara masa pra-industri dan akhir abad ini. (AFP/ Anttimesofindia.indiatimes.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home