Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 21:55 WIB | Minggu, 27 November 2016

Presiden Harap Guru Bentuk Karakter Bangsa Anak Didik

Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2016 di Auditorium Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, hari Minggu (27/11). (Foto: BPMI Setpres)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan guru bukan saja dituntut untuk dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi guru juga dituntut untuk turut menanamkan karakter bangsa pada anak didiknya.

Presiden Jokowi mengatakan itu saat memberikan sambutan dalam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2016 di Auditorium Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, hari Minggu (27/11).

“Nilai-nilai karakter bangsa Indonesia, nilai-nilai etika, nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai kedisiplinan, nilai-nilai optimisme, nilai-nilai kerja keras, agar terus disuntikkan kepada anak-anak didik kita,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Jokowi, nilai-nilai yang sudah tertanam sejak lama pada bangsa Indonesia, seperti etika berbicara, etika menghormati guru, etika menghormati orang tua, etika menghormati senior harus sejak dini diajarkan di sekolah, sejak pendidikan usia dini di PAUD, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

“Karena di sinilah sebetulnya kita memiliki kekurangan yang harus kita perbaiki,” kata Presiden.

Pada tahun 2030 hingga 2040 nanti, Indonesia memiliki bonus demografi berupa sumber daya manusia usia produktif yang akan menjadi kekuatan dan modal negara untuk berkompetisi dengan negara lain. Menurut Presiden, bila nilai-nilai ke-Indonesia-an itu tidak “disuntikkan” maka belum tentu Indonesia dapat tinggal landas pada tahun emas tersebut.

“Kita bisa meraih atau tidak bisa meraih, kita bisa tinggal landas atau tidak bisa tinggal landas. Dan itu Bapak dan Ibu guru memiliki peran sentral, memiliki peran yang utama dalam menghantarkan anak didik kita pada tahun yang tadi saya sampaikan,” kata Presiden Jokowi.

Jaga Keberagaman

Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang keberagaman yang berkaitan dengan NKRI, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Hal ini perlu disampaikan para guru kepada anak didiknya agar mereka memahami betapa beragamnya Negara Indonesia.

“Negara yang memiliki 17.000 pulau, 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, 700 suku dan 1.100 bahasa lokal. Betapa kita ini sangat beragam,” kata Presiden.

Keberagaman tersebut disaksikan sendiri oleh presiden saat mengunjungi wilayah Indonesia yang berada di paling ujung, baik ujung barat yakni kota Sabang di Aceh dan ujung timur Kabupaten Merauke hingga wilayah paling utara yaitu Pulau Miangas.

“Saya adalah presiden pertama yang datang ke Miangas. Pulaunya kecil hanya dihuni oleh kurang lebih 800 orang,” kata Presiden Joko Widodo.

Perbedaan ini adalah anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada Indonesia dan harus dijaga serta dirawat dengan benar. Presiden juga berharap agar keberagaman ini disampaikan para guru kepada anak didiknya.

“Kita semua ini adalah saudara, NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar bangsa kita tetap satu NKRI dalam keadaan dan situasi apapun,” kata Presiden.

Presiden menitipkan banyak pesan kepada para guru karena presiden menyadari betul pentingnya peran guru bagi masa depan seseorang. Dalam pandangan Jokowi, seseorang dapat menjadi jenderal, menteri dan juga dia yang telah menjadi presiden tak lepas dari peran guru.

“Saya ingin memberikan penghormatan kepada Bapak/Ibu semuanya, Bapak/Ibu guru. Tanpa (peran guru) itu saya tidak bisa berdiri di sini sebagai Presiden Republik Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo sambil membungkukkan badan sebagai penghormatan kepada para guru yang hadir.

Presiden Jokowi menyampaikan rasa kagumnya terhadap peran seorang guru yang bisa melahirkan ribuan orang hebat.

“Satu guru hebat bisa melahirkan ribuan orang hebat. Dirgahayu Guru Indonesia, jadilah lentera yang memandu bangsa melangkah ke depan menjadi bangsa pemenang,” katanya.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana, di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Dan Hari Ulang Tahun Ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tahun 2016 dihadiri oleh 16.500 guru yang berasal dari berbagai organisasi guru, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Ikatan Guru Indonesia,

Kemudian Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Forum Guru Muhammadiyah, Persatuan Guru Sejahtera dan JSIT Indonesia, Ikatan Guru Madrasah, Ikatan Guru Raudlatul Athfal, Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia, Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Nasional (MGBK Nasional). (Setpres)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home