Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:10 WIB | Rabu, 11 Mei 2016

Presiden Ingatkan Daerah Segera Belanjakan APBD

Presiden Jokowi. (Fotot: Antara/Andika Wahyu)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan daerah, khususnya provinsi, untuk segera membelanjakan APBD-nya untuk investasi produktif, dan bukan menyimpannya di bank termasuk bank pembangunan daerah (BPD).

"Saya ingatkan agar segera dibelanjakan atau direalisasikan. Ini uang besar sekali. Kita cari pontang-panting kemudian ditransfer, jangan kemudian cuma disimpan di bank," kata Presiden Jokowi dalam sambutan Peresmian Penutupan Musrenbangnas 2016 di Istana Negara Jakarta, Rabu (11/5).

Presiden menyebutkan pada akhir bulan April, ia masih mendapati beberapa daerah provinsi yang menyimpan dananya di BPD yang jumlahnya sekitar Rp 220 triliun.

Dalam acara yang juga dihadri Wapres Jusuf Kalla, Presiden mengatakan sesuai dengan rencana, dana daerah yang hanya disimpan di bank itu diubah menjadi surat utang.

"Kalau dana daerah ini dibelanjakan, maka efeknya ke mana-mana, yang di provinsi terutama yang gede, tidak perlu saya bacakan daerah-daerahnya, nanti ribut," kata Jokowi.

Ia meminta agar belanja APBD, diinvestasikan pada kegiatan yang produktif, bukan pembangunan gedung, bukan belanja untuk perjalanan dinas, kunjungan kerja, mobil dinas, mebel dan sejenisnya.

"Ini kesalahan yang harus dikurangi dan dihilangkan. Segera belanjakan, giring pada belanja modal produktif yang berefek pada pertumbuhan ekonomi. Triger-nya ada di APBD provinsi. Kalau tidak bergerak juga, suatu saat saya akan umumkan daerahnya," katanya.

Presiden mengingatkan akhir Desember 2015, uang anggaran daerah yang masih berada di BPD masih Rp 90 triliun, tetapi pada akhir bulan lalu atau April 2016, uang yang ada di BPD Rp 220 triliun.

Presiden Minta Belanja APBD Tidak Diecer-ecer

Presiden meminta agar pemerintah daerah dalam membelanjakan APBD-nya, fokus pada kegiatan yang produktif dengan dukungan dana yang memadai sehingga belanja APBD tidak diecer-ecer atau dibagi rata, untuk semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"Kalau dibagi rata atau diecer-ecer, tidak akan ada baunya, apalagi rasanya," Presiden meminta, agar belanja APBD dilakukan secara fokus. Ia mencontohkan tahun pertama pada kegiatan fisik pembangunan jalan. Menurut dia, dengan kontrol yang baik proyek itu pasti akan jadi.

Tahun kedua, misalnya pembangunan pasar, tahun ketiga pembangunan sekolah. "Dengan fokus, maka dana APBD akan menjadi barang yang bermanfaat yang ada bau dan rasanya," kata Jokowi.

Presiden mengingatkan, sistem perencanaan saat ini sudah bukan money follow function tapi money follow program.

"Misal APBD suatu daerah Rp10 triliun, maka dana itu harus dialokasikan secara terfokus pada program prioritas, bukan dibagi rata," katanya.

Jokowi juga meminta, agar daerah fokus membangun brand atau deferensiasi berdasar program prioritasnya.

"Saya contohkan ada satu kota di AS yang sudah superfokus di olahraga, yaitu Sunny Land. Sumsel dan Palembang juga sudah mengarah ke kota olahraga," katanya.

Menurut Presiden, semakin ke depan, kota superfokus yang akan memenangkan persaingan karena sudah efisien.

Ia menyebutkan, di Indonesia banyak kota budaya, namun masih terlalu umum, belum ada yang diangkat secara khusus.

"Misal Jogja kekuatan lukis ya lukis, Solo tari ya di tari, sehingga jadi brand. Kota budaya sekarang terlalu luas. Misalnya Ambon dan Bitung di Sulut bisa mengarah ke kota ikan," katanya. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home