Presiden Iran Tuduh Israel Yang Bunuh Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Presiden Iran, Hassan Rouhani, pada Sabtu (28/11) menuduh Israel membunuh ilmuwan nuklir terkemuka negara itu, yang diyakini oleh Barat sebagai arsitek program nuklir militer rahasia Teheran.
Pemimpin ulama dan militer Iran mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh pada hari Jumat (27/11), yang selanjutnya dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah dan sekitarnya.
"Rakyat kami lebih bijaksana daripada jatuh ke dalam perangkap rezim Zionis (Israel)... Iran pasti akan menanggapi kemartiran ilmuwan kami pada waktu yang tepat," kata Rouhani dalam rapat kabinet yang disiarkan televisi.
"Sekali lagi, tangan jahat dari arogasi global dan tentara bayaran Zionis (Israel) ternoda dengan darah seorang putra Iran," kata Rouhani dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari Sabtu, menambahkan bahwa kematian Fakhrizadeh tidak akan memperlambat kerja nuklir Iran.
Namun pihak Israel menolak berkomentar tentang pembunuhan itu. Kematian Fakhrizadeh dapat memicu konfrontasi antara Iran dan musuh-musuhnya pada pekan-pekan terakhir kepresidenan Amerika Serikat Donald Trump. Ini juga bisa mempersulit upaya apa pun yang dilakukan oleh Presiden terpilih Joe Biden untuk menghidupkan kembali kebijakan kepresidenan Barack Obama begitu dia menjabat pada bulan Januari.
Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri AS dan CIA menolak berkomentar, begitu pula tim transisi Biden.
Setidaknya empat ilmuwan tewas antara 2010 dan 2012 dalam apa yang dikatakan Teheran sebagai program pembunuhan yang bertujuan menyabotase program energi nuklirnya. Iran selalu membantah berupaya membangun senjata nuklir.
Kantor berita semi resmi Iran, Tasnim, melaporkan bahwa setelah sebuah mobil sarat bahan peledak meledak di dekat kendaraan Fakhrizadeh sekitar pukul 14.30 waktu setempat, salah satu pembunuh mulai menembaki mobilnya.
Dikatakan bahwa salah satu pengawal Fakhrizadeh ditembak empat kali, dan Fakhrizadeh diangkut dengan helikopter ke rumah sakit di kota Absard di daerah Damavand sekitar 70 kilometer timur Teheran. Dia meninggal di rumah sakit.
Seorang saksi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa ada tembakan berulang kali dan pengawal Fakhrizadeh bentrok dengan para pembunuh. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...