Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:26 WIB | Selasa, 21 Februari 2017

Presiden Jokowi ke Australia 25-26 Februari 2017

Presiden Joko Widodo. (Foto: facebook.com/Jokowi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M. Fachir, mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia, pada 25-26 Februari 2017 akan memperkuat hubungan kedua negara bertetangga, yang saling menguntungkan dan menghormati.

“Karena itu pendekatannya juga adalah pendekatan people to people juga penting. Di samping tentu saja adalah mengenai kita upayakan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) cepat selesai, termasuk juga beberapa investasi,” kata Fachir dalam konferensi pers di kantor Presiden, Jakarta, hari Selasa (21/2) usai rapat terbatas mengenai agenda kunjungan Presiden Jokowi ke Australia bulan ini.

Selain itu, kata Fachri adalah promosi sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia. Jadi selain yang sifatnya pendekatan people to people contact tapi juga melalui pendekatan ekonomi

“Kunjungan bapak presiden ke Australia itu bersifat kunjungan kenegaraan karena itu beliau di sana nanti akan diterima secara resmi oleh Gubernur Jenderal,” katanya.

Fachri mengatakan, nanti Presiden Jokowi didampingi oleh sejumlah menteri akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia yang juga didampingi sejumlah menteri.

“Di samping itu ada business meeting,” katanya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya telah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka guna membahas sejumlah hal, di antaranya persiapan agenda kunjungan Kepala Negara ke Negeri Kanguru (Australia).

"Secara umum, ini merupakan kunjungan balasan dari undangan Perdana Menteri (Australia) Turnbull yang waktu itu sempat tertunda," kata Retno ditemui di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta pada hari Senin (13/2).

Hubungan Kerja Sama Militer

Menurut Retno, pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dengan PM Turnbull menjadi agenda yang terpenting dalam meningkatkan hubungan bilateral.

Retno menjelaskan hubungan Indonesia-Australia cukup dekat baik di sektor perdagangan, investasi dan pendidikan.

Menlu belum dapat menjelaskan secara rinci mengenai agenda kunjungan ke Australia yang rencananya dilakukan pada akhir Februari 2017.

Sementara itu, terkait hubungan kerja sama militer kedua negara yang sempat merenggang, Menlu mengatakan upaya perbaikan telah dilakukan.

Kendati demikian, Retno menjelaskan hal itu merupakan sektor strategis antar sektor militer.

Sebelumnya, TNI menghentikan sementara kerja sama militer dengan Negeri Kangguru. Penangguhan kerja sama militer tersebut dipicu oleh ulah prajurit militer Australia yang menghina Pancasila dengan mempelesetkan menjadi Pancagila.

Namun, terlepas dari masalah tersebut dan penangguhan beberapa kerja sama militer, Jokowi dan Retno menjelaskan secara tegas bahwa hubungan diplomatik Indonesia-Australia tidak terganggu. 

 

 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home