Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 10:05 WIB | Selasa, 06 September 2016

Presiden UE: Eropa Sudah Tak Sanggup Tampung Pengungsi

Ilustrasi. Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen berbincang dengan pengungsi Suriah saat mengunjungi pusat pelatihan teknisi tentara Jerman di Ingolstadt, Jerman selatan pada 1 September 2016. (Foto: Christof Stache/AFP)

HANGZHOU, SATUHARAPAN.COM – Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mengatakan posisi Eropa saat ini sudah berada di ambang batas menerima kembali gelombang baru pengungsi. Mereka meminta dunia internasional ikut meringankan beban mereka terhadap pengungsi.

“Kemampuan Eropa secara praktis untuk menampung gelombang pengungsi baru, belum lagi pengungsi yang tak bisa diatur, sudah di ambang batas,” kata Tusk dalam konferensi pers di sela-sela KTT G20.

Aliran pengungsi terus mengalir ke Eropa dalam satu tahun terakhir, sebagian besar melarikan diri dari perang sipil di Suriah.

Masalah ini menjadi bola panas untuk para pemimpin di wilayah tersebut menyusul beberapa serangan teror yang dilakukan oleh ekstremis dan meningkatkan sentimen anti-globalisasi sehingga menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi pengungsi dari konflik brutal.

Tahun lalu, publik dikejutkan oleh penemuan mayat bocah Suriah berusia tiga tahun yang terdampar di bibir pantai Yunani. Kematian bocah bernama Aylan Kurdi itu menjadi gambaran nyata betapa menderitanya perjalanan mereka menuju tempat pengungsian.

Jerman kemudian membuka gerbang perbatasan dan pengungsi berbondong-bondong pergi menyebrang ke Eropa untuk lepas dari perang dan kemiskinan.

Namun, akhirnya aliran pengungsi tak bisa terbendung lagi. Uni Eropa kembali menunjukkan sikap dingin kepada pengungsi bahkan sentimen antimigran telah melonjak.

Angela Merkel menjadi sosok di garda terdepan untuk menerima pengungsi. Awalnya dia mendapatkan pujian, namun kekhawatiran ekonomi melanda negara itu mengingat pengungsi yang datang ke Eropa sudah berjumlah satu juta orang.

Keputusan Merkel membuatnya menjadi semakin terisolasi di Eropa dan dikritik keras oleh sekutu konservatif.

Tusk mengatakan ada 65 juta orang kehilangan tempat tinggal di seluruh dunia dan komunitas G20 harus berbagi tanggung jawab bersama.

“Kami memiliki cukup ruang untuk membahas masalah ini bersama termasuk di Tiongkok,” kata dia, menyerukan bantuan keuangan dan bantuan pembangunan negara-negara asal migran. “Hanya upaya dari dunia global yang akan membantu meringankan permasalahan imigran ini.” (AFP)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home