Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 11:04 WIB | Kamis, 13 Desember 2018

Presiden WCC di COP24: “Tuhan Ingin Kita Menjaga Bumi Ini …”

Uskup Agung Anders Wejryd. (Foto: WCC)

SATUHARAPAN.COM – Tuhan mengasihi dunia ini. Tuhan ingin kita menjaganya, merawatnya. Uskup Agung Swedia Anders Wejryd, Presiden Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) untuk Eropa, mengemukakan hal itu dalam khotbahnya pada Ecumenical Service, 9 Desember, sebagai bagian dari konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Katowice, Polandia.

Konferensi Perubahan Iklim Katowice, 2-15 Desember 2018, merupakan sesi ke-24 Konferensi Para Pihak (COP 24) menuju Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).

Kongregasi lokal di Katowice mempersiapkan dan mengadakan layanan ibadah ekumenis di Katedral Kristus Raja Alam Semesta, dengan membaca Alkitab, melantunkan pujian, dan doa bersama. Dua khotbah dilayangkan Uskup Agung Katowice, Wiktor Skworc, dan Uskup Agung Wejryd.

Wejryd memfokuskan khotbahnya berefleksi pada akar ekumenisme dan ajakan untuk merawat ciptaan Tuhan.

“(Menjadi) ekumenis adalah tentang rumah, rumah tangga - dan rumah bersama. Tidak heran mengapa ekumenisme begitu terlibat dalam upaya perdamaian dan upaya rekonsiliasi selama ratusan tahun terakhir,” katanya, seperti dilansir situs oikoumene.org.

“Kita diharapkan untuk menjadi pelayan, siap untuk menjaga, tidak hanya apa yang baik bagi diri kita sendiri untuk jangka pendek, tetapi juga apa yang baik untuk semua yang kita bagikan, keadilan sosial, bagi seluruh rantai ekologi, untuk rumah kita bersama, untuk oikoumene,” kata Wejryd.

Selain menyinggung konsumerisme, Uskup Wejryd juga menekankan pentingnya menjunjung hubungan antara pribadi dan sesama, manusia dan lingkungan tempat tinggalnya, gereja dan masyarakat, sejarah, visi, dan waktu dan zaman ini, “Itu adalah ekumenisme nyata!”

Refleksi itu diakhiri dengan seruan untuk membagikan “harapan eskatologis”.

“Kita dipanggil untuk tugas besar ini, berusaha untuk menyembuhkan dunia, mencoba memberi dunia sesuatu yang lebih penting untuk diperjuangkan daripada modal yang lebih pribadi, individualisme yang lebih egois,” katanya.

“Saya yakin bahwa hidup bersama Yesus sebagai saudara dan Juruselamat, adalah pilihan yang benar. Maka kita harus menjadi mitra dunia yang dialektis konstan, saat ini. Dan besok,” Wejryd menambahkan.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home