Produsen Belanda Akan Investasi Pala Rp4,2 T di Papua Barat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Produsen pala terbesar dunia asal Belanda Verstegen Spices & Sauces B.V (Verstegen) berencana investasi senilai Rp4,2 triliun untuk mengembangkan industri pala di Indonesia, khususnya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Rencana investasi yang akan memberdayakan 50.000 petani pala itu merupakan buah dari kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada November lalu.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Ikmal Lukman, yang turut serta dalam kunjungan tersebut menjelaskan Indonesia ditargetkan bisa membangun hilirisasi industri pala sehingga daya saing pala nasional di pasar dunia semakin kuat.
"Negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah Belanda, Jerman, Vietnam dan Jepang. Permintaan dunia untuk produk pala akan meningkat sebab industri makanan, bumbu, kosmetika dan farmasi terus mengalami peningkatan. Bila kita melakukan hilirisasi akan tercipta nilai tambah bagi industri dan perekonomian nasional, utamanya Kawasan Timur," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (17/12).
Menurut Ikmal, investasi komoditas pala sangat strategis dilakukan di Papua Barat. Kawasan Timur Indonesia (KTI) saat ini merupakan penghasil biji pala terbesar di Indonesia di mana sebesar 70 persen produksi pala nasional berasal dari kawasan tersebut.
Ikmal menambahkan untuk mendukung masuknya investasi tersebut, Kepala BKPM pun langsung mengambil langkah cepat berkonsolidasi dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Arif Satria.
Arif Satria melihat peluang yang sama bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama industri pala di dunia. Hal itu juga sejalan dengan komitmen IPB untuk mengembalikan kejayaan bangsa berbasis sumber daya lokal.
"Kekayaan alam berbasis rempah harus bisa dikelola dengan baik sehingga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang mensejahterakan rakyat. IPB siap bekerja sama dengan BKPM dalam R&D pala sehingga pala lebih memiliki nilai tambah yg tinggi," ungkap Arif Satria.
Verstegen merupakan produsen dan importir asal Belanda yang bergerak di bidang industri rempah-rempah, teruatama pala. Perusahaan ini tak hanya melayani pasar Belanda, namun juga pasar Eropa. (Antara)
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...