Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 12:56 WIB | Sabtu, 02 Agustus 2014

Profil Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi Mantan Tahanan AS

Abu Bakr al-Baghdadi saat berkhotbah di Mosul pada awal Juli dengan jam tangan Rolex, seharga lebih dari Rp 45 juta seri Omega Seamaster (jam yang dipakai James Bond pada film Skyfall). (Foto: Twitter.com)

SATUHARAPAN.COM – Abu Bakr al-Baghdadi, kepala Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), telah berhati-hati untuk mengungkapkan sedikit tentang dirinya dan keberadaannya. Ia sempat ditahan tentara Amerika Serikat pada 2004, tetapi dilepaskan kembali.

Sebelum tampil dalam video yang menampilkan ia sedang menyampaikan khotbah di Mosul pada Juli lalu, hanya ada dua foto dapat dikonfirmasi bahwa itu adalah dia. Bahkan pejuang ISIS—anak buah dia sendiri—dilaporkan tidak berbicara dengannya secara tatap muka.

Khalifah Islam Irak dan Suriah ini selalu memakai masker saat memberi komando pada komandannya sehingga mendapat julukan “Syekh Siluman”.

Tapi Baghdadi — bukan nama sebenarnya—memiliki alasan yang baik untuk mempertahankan selubung misteri, kata wartawan koresponden BBC bidang keamanan, Frank Gardner.

Salah satu pendahulunya, Abu Musab Al-Zarqawi, yang memimpin kelompok jihad paling kejam di Irak hingga kematiannya, adalah seorang yang senang tampil. Itu menyebabkan markasnya yang seharusnya rahasia, akhirnya terlacak. Dia tewas dalam serangan bom oleh AS pada 2006.

Pemimpin inkarnasi al-Qaeda di Irak ini mungkin sesosok hantu, tapi ISIS menarik dalam ribuan anggota baru dan telah menjadi salah satu milisi yang paling kohesif di Timur Tengah, kata Gardner.

Pemimpin Paling Berbahaya

 Letjen (Purn) Frank Kearney, mantan Komandan Pasukan Khusus AD AS menyebut Baghdadi sebagai seorang yang paling berbahaya di dunia. Ia mengingat waktu musim panas 2005 di Irak, Al-Qaeda di Irak (AQI—kelompok yang dipimpin Baghdadi sebelum ia memutuskan memisah dari Al-Qaeda) menyerang balik pasukan AS dan koalisinya.

“Kami kehilangan 217 tentara AS dalam tiga bulan saja. Salah satu pemimpin kunci AQI adalah seorang komandan medan perang yang brutal, Ibrahim bin Awad bin Ibrahim al-Badri ar-Radawi al-Husseini as-Samara’i, juga dikenal sebagai Abu Bakr al-Baghdadi atau Abu Du’a,” tulisnya dalam The 100 Most Influential People, Time.com.

Ia melanjutkan, “Meskipun operasi militer intens dan upaya intelijen dan setidaknya satu serangan udara, Baghdadi berhasil menghindari penangkapan dan selama lima tahun berikutnya memimpin orang-orang yang membunuh ribuan warga Irak dan Amerika. Dan, perburuan di seluruh dunia tidak mencegah dia pindah ke Suriah, dan pada 2013 mengambil komando kelompok Islam mematikan di sana.”

Pernah Ditangkap AS

Padahal Baghdadi pernah ditangkap pasukan AS pada 2004. Koalisi AS menangkapnya pada Februari 2004 di Fallujah sebagai militan Sunni yang mengorganisir sebuah sel teroris untuk merebut kota. Sebulan kemudian, mereka membunuh empat penjaga keamanan Blackwater dan memutilasi tubuh—pertanda perang panjang yang terbentang di depan untuk menguasai Irak.

Sebuah pernyataan Pentagon pekan lalu menyebut Fallujah sebagai kampung halaman Baghdadi. Sumber lain mengatakan dia dari Samarra, sebuah kota berpenduduk 350.000 di utara Fallujah, di sana ia dikatakan berkhotbah dan mempelajari Islam.

Pentagon mengatakan pemerintah memberinya “pembebasan tanpa syarat” 10 bulan kemudian pada Desember 2004 berdasarkan rekomendasi dari apa yang disebut Dewan Gabungan Penilaian dan Pembebasan.

Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa ia pernah dipenjara koalisi, kata Pentagon. Seorang mantan perwira AD AS seperti dikutip dalam berita mengatakan al-Baghdadi ditangkap di Kamp Bucca sampai 2009, lalu dia dibebaskan karena penjara itu ditutup dan tawanan dipindahkan ke bawah kontrol Irak.

Penguasa militer pada 2004 tampaknya tidak tahu mereka sedang menangkap salah satu pemberontak paling kejam yang berkomitmen setia kepada bin Laden. Beberapa bulan kemudian, ia dengan nama samaran Abu Du'a berusaha menjalankan bisnis di Qaim, Irak, sebuah kota perbatasan dekat Suriah.

Sangat Terorganisir

Baghdadi diyakini telah lahir di Samarra, sebelah utara Baghdad, pada 1971. Laporan menunjukkan dia adalah seorang ulama di sebuah masjid di kota sekitar waktu invasi pimpinan AS pada 2003.

Dia muncul sebagai pemimpin al-Qaeda di Irak, salah satu kelompok yang kemudian menjadi ISIS, pada 2010, dan menjadi makin terkenal setelah menyatukan kelompoknya dengan Front al-Nusra di Suriah.

Dia tidak memisahkan diri dari pemimpin jaringan al-Qaeda, Zawahiri, yang telah mendesak ISIS untuk fokus pada Irak dan meninggalkan Front al-Nusra.

Baghdadi dan para pejuangnya telah secara terbuka menentang kepala al-Qaeda, yang menyebabkan beberapa komentator untuk percaya bahwa ia sekarang memegang prestise yang lebih tinggi di antara banyak militan Islam.

“Pewaris Osama bin Laden mungkin adalah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi,” tulis David Ignatius di The Washington Post.

Zawahiri masih memiliki banyak kekuasaan karena punya cabang di Pakistan, Semenanjung Arab, dan Afrika Utara.

Tapi Baghdadi memiliki reputasi sebagai pejuang perang yang sangat terorganisir, taktis, dan kejam. Seorang analis mengatakan kemampuannya itu membuat organisasinya lebih menarik bagi jihadis muda daripada kepada Zawahiri, seorang teolog Islam.

Pada Oktober 2011, AS memasukkan Baghdadi dalam daftar teroris dan menawarkan hadiah US$ 10 juta (Rp 115 miliar) bagi informasi yang mengarah pada penangkapannya atau kematian.

Karena ketidakpastian jati dirinya, keberadaannya juga tidak jelas. Konon ia tinggal di Raqqa, Suriah.

Jadi masih ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban tentang pemimpin salah satu kelompok jihad yang paling berbahaya di dunia.

Kearney menyimpulkan, “Pelajaran dari Baghdadi adalah bahwa tipu daya manusia biasanya bisa mengalahkan solusi teknologi tinggi. Selama beberapa dekade yang akan datang, Amerika Serikat dan mitra-mitranya akan berburu teroris seperti Baghdadi. Kunci untuk membunuh atau menangkap mereka adalah kecerdasan dibangun dari bawah ke atas, bukan hanya menyerang dari langit.” (bbc.co.uk/aljareeza.com/time.com/washingtontimes.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home