Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 17:04 WIB | Sabtu, 12 November 2016

Program 100 Hari Pertama Presiden AS Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) dan presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump berjabat tangan saat pertemuan mengenai rencana transisi di Oval Office, Gedung Putih, di Washington, DC.10 November 2016. (Foto: AFP/JIM WATSON)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pada bulan Oktober lalu, Donald Trump menata agendanya untuk 100 hari pertama sebagai presiden Amerika Serikat (AS).

Menanggapi kritik bahwa ia tidak secara khusus dan mempunyai rencana yang matang untuk banyak programnya, Presiden terpilih Donald Trump telah merancang daftar untuk apa yang ingin ia capai setelah menjabat presiden.

Rencana itu dibagi menjadi tiga kategori: "membersihkan korupsi dan kolusi kepentingan khusus di Washington, DC, " melindungi pekerja Amerika, dan memulihkan keamanan dan aturan hukum konstitusional.

Selain itu, Trump mengusulkan 10 langkah legislatif bekerjasama dengan Kongres, termasuk membatalkan dan mengganti UU Perawatan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act) yang diusulkan oleh Presiden Obama dalam menyediakan asuransi kesehatan bagi jutaan orang Amerika.

Trump dan kritikus lainnya menuduh program kesehatan itu memerlukan biaya terlalu besar dan memberi layanan rendah. Langkah perawatan kesehatan yang kontroversial, yang dikenal sebagai Obamacare, ditandatangani menjadi undang-undang pada tahun 2010.

Dalam kategori pertama usahanya untuk "melakukan pembersihan" di Washington, Trump menyusun daftar enam inisiatif, termasuk memperketat peraturan bagi pelobi.

Minta Maaf

Sementara itu di tempat terpisah, ulama senior Iran Ayatollah Ahmad Khatami mengatakan, presiden terpilih Donald Trump harus minta maaf kepada bangsa Iran karena menyebut mereka teroris sewaktu kampanye.

Dalam khotbah salat hari Jumat (11/11) yang disiarkan Radio Pemerintah Iran, Ayatollah Ahmad Khatami mengatakan Trump harus "dengan hormat minta maaf kepada bangsa Iran."

Khatami mengingatkan Trump tentang mengkonfrontasi Iran dengan mengatakan Trump harus lebih tahu ‘jangan bermain dengan ekor singa’.

Teheran, kata Khatami, sudah pernah menggagalkan dan mengecewakan beberapa pendahulu Trump di Gedung Putih.

Seterusnya Khatami mengemukakan, sikap Iran mengenai pemilihan presiden Amerika ialah menghindari campur tangan atau keterlibatan dalam masalah dalam negeri negara lain.

Khatami menegaskan,"kami (bangsa Iran) menghormati bangsa negara-negara lain dan menghormati pemilihan mereka." (voaindonesia.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home