Program Kartu Prakerja 2023 Turunkan Insentif, Skema Normal
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Tim Pelaksana Program Kartu Prakerja M Rudy Salahuddin menyampaikan bahwa pelaksanaan Program Kartu Prakerja pada 2023 menggunakan skema normal.
"Seiring dengan berakhirnya pandemi COVID-19 di tahun 2023 Program Kartu Prakerja telah memasuki babak baru dengan pelaksanaan skema normal, setelah sebelumnya pada tahun 2020 sampai 2022 dilaksanakan dengan skema semi bansos," ujarnya dalam sosialisasi skema normal Program Kartu Prakerja di Yogyakarta, Rabu (9/8).
Rudy yang juga Deputi IV Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengemukakan skema normal merupakan desain awal dari Program Kartu Prakerja yang lebih difokuskan untuk meningkatkan kompetensi melalui pelatihan luring, daring, dan juga hibrid.
"Hal yang baru dalam skema normal antara lain besaran bantuan dalam skema normal ditingkatkan dari yang semula Rp1 juta menjadi Rp3,5 juta, sementara insentifnya diturunkan dari sebelumnya Rp2,4 juta menjadi hanya Rp600.000," paparnya.
Dalam kesempatan itu Rudy juga mengatakan hasil dari evaluasi penyelenggaraan skema normal pada semester pertama 2023, komite membuka pelatihan luring dilanjutkan ke 13 provinsi.
"Pemerintah daerah (pemda) sangat kami harapkan turut menyukseskan pelaksanaan skema normal Program Kartu Prakerja di daerah masing-masing," katanya.
Ia mengatakan pemda dapat mensosialisasikan serta memberikan pemahaman terkait pelaksanaan skema normal kepada masyarakat melalui jajarannya sampai perangkat pemerintahan di desa.
"Pemda juga dapat mendorong lembaga pelatihan potensial yang ada di daerah masing-masing, baik itu BLK dan atau lembaga pelatihan swasta untuk dapat menjadi penyedia pelatihan, khususnya pelatihan luring, bagi penerima Kartu Prakerja di wilayahnya masing-masing," tuturnya.
Sementara itu Direktur Operasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Hengki Sihombing mengatakan skema normal Program Kartu Prakerja yang dilaksanakan sejak awal 2023 ini telah menjangkau 489 kabupaten kota dalam empat bulan pelaksanaannya.
"Kita memulai skema itu dari gelombang 48 sampai 58 kita menetapkan 706.206 orang penerima," tuturnya. Saat ini, lanjutnya, Program Kartu Prakerja sudah menjangkau di 34 provinsi.
Berdasarkan survei dari profil penerima skema normal Program Kartu Prakerja, kata dia, sebanyak 61 persen peserta menganggur sebelum mengikuti Program Kartu Prakerja. Setelah mengikuti Prakerja, lanjutnya, penerima mengalami perubahan status pekerjaannya.
Sebanyak 24 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei bekerja. Sebanyak 11 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei berwirausaha. Kemudian, sebanyak 13 persen dari yang menganggur sebelum program, saat disurvei pegawai atau karyawan lepas.
"Berarti mereka ada peningkatan dari sisi usahanya mereka," tuturnya.
Tanda-tanda Kelelahan dan Stres di Tempat Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Stres berkepanjangan sering kali didapati di tempat kerja yang menyebabka...