Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:18 WIB | Jumat, 30 September 2022

Putin Teken Deklarasi untuk Aneksasi Wilayah Ukraina Timur

DK PBB gelar pemungutan suara kutuk referendum dan aneksasi oleh Rusia.
Anggota komisi pemilihan lokal menghitung surat suara di tempat pemungutan suara setelah referendum tentang bergabungnya wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia ke Rusia, di Sevastopol, Krimea, 27 September 2022. (Foto: dok Reuters

MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Kamis (29/9) menandatangani dekrit yang membuka jalan bagi wilayah Ukraina yang diduduki di Kherson dan Zaporizhzhia untuk secara resmi dianeksasi ke Rusia.

Keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Kremlin, mengatakan bahwa Putin telah mengakui kedua wilayah tersebut sebagai wilayah independen. Ini adalah langkah perantara yang diperlukan sebelum Putin dapat melanjutkan rencana untuk mengumumkan pada hari Jumat (30/9) bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari Rusia.

Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) akan memberikan suara pada hari Jumat mengenai resolusi yang mengutuk referendum mengenai pencaplokan beberapa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, kata presiden dewan saat ini, Prancis, hari Kamis.

Resolusi tersebut, yang dirancang oleh Amerika Serikat dan Albania dan yang isinya belum diketahui publik, tidak memiliki peluang untuk disahkan karena ada hak veto Moskow, meskipun kemudian dapat diajukan ke Majelis Umum.

Pertemuan itu dijadwalkan pada hari Jumat pukul 15:00 (19:00 GMT), menjelang diskusi lain tentang kebocoran yang ditemukan di pipa gas Nord Stream.

Teks tersebut akan mengutuk apa yang disebut Barat sebagai referendum "palsu" dan meminta negara-negara anggota "untuk tidak mengakui perubahan status Ukraina dan mewajibkan Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina," kata utusan AS, Linda Thomas-Greenfield, hari Selasa.

Terlepas dari kepastian veto Rusia pada resolusi tersebut, semua mata akan tertuju pada bagaimana tanggapan India dan China.

Kedua negara pada Februari abstain dari pemungutan suara pada resolusi yang mengutuk invasi Moskow ke bekas tetangga Sovietnya, tetapi China awal pekan ini menyerukan "integritas teritorial" semua negara untuk dihormati.

Pemungutan suara Majelis Umum nanti akan menawarkan gambaran betapa terisolasinya Rusia secara internasional.

Negara-negara Barat “secara diam-diam yakin bahwa akan ada dukungan kuat untuk integritas wilayah Ukraina di Majelis Umum,” kata Richard Gowen, seorang analis di International Crisis Group, mengatakan kepada AFP.

“Saya pikir banyak negara mulai mundur dari dukungan untuk Ukraina di PBB saat perang berlanjut,” katanya.

“Tetapi dengan menempatkan aneksasi dan integritas teritorial di atas meja, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan memaksa banyak negara yang ragu untuk kiembali mendukung Ukraina,” tambah Gowen, termasuk beberapa negara Afrika.

“Pada akhirnya Putin telah membuat kesalahan diplomatik yang mendasar,” katanya.

Majelis Umum memberikan suara pada resolusi mengenai invasi Ukraina tiga kali musim semi ini, dengan pemungutan suara terakhir pada bulan April menunjukkan beberapa tanda-tanda tergelincirnya persatuan internasional melawan Moskow.

Sekretaris Jenderal PBB,  Antonio Guterres, pada hari Kamis mengutuk pencaplokan itu sebagai “eskalasi berbahaya” yang “tidak memiliki tempat di dunia modern.” (Reuters/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home