Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:25 WIB | Jumat, 15 Desember 2017

Putri Malu, Tanaman Obat yang Dikenal Dunia

Putri malu (Mimosa pudica, L.). (Foto: wikimedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Masih ingatkah pada masa kecil kita sering memainkan tanaman yang bila kita sentuh daunnya akan menutup ke dalam? Karena sifatnya yang sensitif pada rangsangan, tumbuhan ini dinamakan putri malu.

Putri malu yang memiliki nama latin Mimosa pudica, L., ini merupakan tumbuhan dari anggota suku polong-polongan.  Putri malu tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah atau kadang-kadang tegak.

Tumbuhan ini, mengutip dari Wikipedia, memiliki ciri khas mempunyai kemampuan dalam melakukan gerak seismonasti (tigmonasti), yaitu jika daunnya disentuh maka daun akan mengatupkan anak-anak daunnya. Tak mengherankan orang Inggris menyebutnya humble plant, sensitive plant, shameplant, touch-me-not. Gerakan itu berfungsi untuk melindungi diri dari serangan hewan herbivora (pemakan tumbuhan) di sekitarnya.

Ciri lainnya, tumbuhan ini mudah dikenal dari batangnya yang berwarna merah, dan jika sudah tua batangnya akan berubah warna menjadi warna hijau. Daun pada permukaan atasnya berwarna hijau sedangkan di bagian bawahnya berwarna merah kecokelatan.

Banyak orang mengira tumbuhan ini hanya jejukutan liar yang tidak memiliki khasiat sama sekali. Bahkan tidak banyak yang tahu putri malu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan menjadi tanaman obat

Tumbuhan putri malu ini sudah dikenal dalam Ayurveda, ilmu  kesehatan dari India yang menggunakan bahan alami. Ayurveda telah dikenal lebih dari 5000 tahun yang lalu, yang tersebar dari Tiongkok hingga Eropa dan Timur Tengah.

Menurut teks Ayurveda, dikutip dari ayurvedicindia.info, semua bagian tumbuhan putri malu dapat digunakan sebagai obat dan untuk perawatan kesehatan, seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Tumbuhan ini memiliki sifat pedas, dingin, alexipharmic (menangkal racun dan infeksi), dan akarnya pahit rasanya. 

Dalam Ayurveda, putri malu digunakan sebagai antiasmatik, stimulan, obat penghilang rasa sakit dan antidepresan, dan obat gatal. Akarnya digunakan untuk leucoderma (muncul bercak putih di kulit), angiopati (penyakit pembuluh darah), bisul, disentri, pembengkakan, penyakit kuning, asma bronkial, cacar air, strangury (sulit buang air kecil), demam. Daunnya digunakan untuk, wasir, luka, dan pendarahan

Selama ratusan tahun bangsa China, dikutip dari drugs.com, menggunakan kulit batang putri malu, sebagai obat penenang dan sebagai agen antiinflamasi, untuk pembengkakan dan rasa sakit di paru-paru, dan untuk mengobati luka bisul, luka di kulit, memar, abses, wasir, dan fraktur.

Kulit batang kering digunakan sebagai tonik di Tiongkok dan Jepang. Penduduk asli yang tinggal di wilayah pegunungan selatan Korea menyiapkan akar sebagai infus untuk penyakit tulang. Di India, ekstrak biji kloroform dan metanol telah digunakan untuk mengobati bronkitis, asma, kusta, dan kelenjar yang terinfeksi tuberkulosis.  

Ekstrak kulit kayunya di Asia digunakan untuk mengobati insomnia, diuresis, astenia, dan kebingungan. Bunga tumbuhan ini digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan kecemasan, depresi, dan insomnia.

Pemerian Botani Tanaman Putri Malu

Putri malu atau dalam bahasa latin Mimosa pudica. L., dikutip dari undip.ac.id, termasuk dalam klasifikasi tanaman berbiji tertutup (Angiospermae), dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping dua atau dikotil.

Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan bertepi rata ini memiliki letak daun yang berhadapan serta termasuk dalam suku polong-polongan. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah- merahan). Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin. 

Batang bulatnya, berambut, dan berduri. Batang dengan rambut sikat yang mengarah miring ke bawah. Akarnya berupa akar pena yang kuat. Bunga berbentuk bulat seperti bola, bertangkai, berwarna ungu/merah. Kelopak sangat kecil, bergigi 4, seperti selaput putih. Tabung mahkota kecil, bertaju 4, seperti selaput putih. Buah berbentuk polong, pipih, seperti garis. Biji bulat dan pipih.

Putri malu berasal dari daerah Amerika Selatan, atau lebih tepatnya dari Negara Brasil. Di Brasil, tanaman putri malu sudah dikenal dan dimanfaatkan sejak tahun 1804.

Tumbuhan ini, menurut Wikipedia memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut. Filipina menyebutnya makahiya (berarti malu), Hindia Barat mori vivi, Sri Lanka nidikumba (berarti tidur), Tonga Polinesia menyebutnya mate-loi (berarti pura-pura mati).

Namanya dalam bahasa Tionghoa berarti "rumput pemalu". Kata pudica sendiri dalam bahasa Latin berarti malu atau menciut. Di Inggris, mengutip dari healthbenefitstimes.com, tumbuhan ini selain nama yang sudah disebut sebelumnya, juga dikenal dengan nama bashful mimosa, herbe sensible, sensitive grass, shame bush, shame face, shame lady, shame weed, trompe la mort, sleeping grass, action plant, dead-and-awake, live-and-die.

Di India, tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti lajja (Sansekerta), lajjabati (Bengali), tintarmani (Malayalam), laajvanti dan chhui-mui (Hindi), attapatti dan peddanidrakanni (Telugu), tottaaladi dan thottalchnungi (Tamil), lajja, nachika, mudugu-davare (Kannada).

Mengutip dari ayurvedicindia.info, masyarakat di banyak negara menggunakan tanaman putri malu sebagai bahan obat. Di Filipina akarnya digunakan sebagai diuretik, obat disentri dan dismenore. Masyarakat India memanfaatkannya untuk pengendalian kelahiran. Jus dari tumbuhan ini digunakan secara eksternal untuk mengatasi luka, untuk diabetes, pembengkakan. Di Meksiko, tumbuhan ini dimanfaatkan untuk menenangkan depresi.

Di Cina tanaman putri malu mempunyai khasiat cukup besar untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dari daun hingga akarnya, tanaman ini berkhasiat untuk transquillizer (penenang), ekspetoran (peluruh dahak), diuretic (peluruh air seni), antitusif (antibiotik), antipiretik (penurun panas), dan antiradang.

Manfaat Herbal Tanaman Putri Malu

Hasil penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak putri malu (Mimosa pudica, L.) dikutip dari undip.ac.id, menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin, polifenol, monoterpenoid, seskuiterpenoid, steroid, saponin, dan kuinon.

Putri malu juga mengandung melatonin, yang memberi efek relaksasi pada saraf otak kecil. Kandungan bahan kimia lainnya adalah mimosin dan tannin yang memiliki efek antihelmintik. Kandungan ini ditemukan pada semua anggota Mimosa dan Leucaena, termasuk lamtoro atau petai cina (Wikipedia, 2009). Tannin juga memiliki aktivitas penghambatan terhadap migrasi larva.

Daun dari putri malu dikutip dari uns.ac.id, mengandung asam askorbat, beta karotene, thiamin, potasium, fosfor, dan zat besi. Sedangkan daun batang dan akarnya mengandung senyawa mimosin, asam pipekolinat, tannin, alkaloid, dan saponin. Herba putri malu erkhasiat sebagai antikonvulsan (obat yang mencegah atau mengurangi kejang-kejang), antidepresan. Ekstrak etanol putri malu juga mempunyai efek hiperglikemi.

Para ahli pengobatan China dan penelitian di AS serta Indonesia mengindikasikan putri malu bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit. Pemanfaatan untuk obat dapat dilakukan dengan cara diminum maupun sebagai obat luar. Hanya saja pemakaian akar putri malu dalam dosis tinggi bisa mengakibatkan keracunan dan muntah-muntah. Wanita hamil juga dilarang minum ramuan tersebut karena bisa membahayakan janin.

Tim peneliti Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, menguji efek antimikroba ekstrak daun putri malu secara in vitro. Berdasarkan manfaat dari tumbuhan putri malu serta semakin meningkatnya penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri maka perlu dilakukan penelitian uji efek antimikroba dari ekstrak daun putri malu secara in vitro.  

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekstrak daun putri malu memiliki daya antimikroba terhadap lima jenis bakteri uji yaitu: Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter cloacae, Staphylococcus aureus, Proteus stuarti, dan Escherichia coli.

Penelitian Muhamad Dacil Kurniawan Prabawa, yang diajukan untuk menempuh gelar sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, menguji efek penurun glukosa darah ekstra etanol akar dan batang putri malu pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan.

Akar dan batang putri malu mempunyai efek hipoglikemik. Senyawa yang mempunyai efek hipoglikemik adalah senyawa flavonoid , fenolik, steroid, dan alkaloid. Diduga mekanisme kerja sebagai efek hipoglikemia adalah meregenerasi kerusakan sel beta, menstimulasi pelepasan insulin oleh sel beta pankreas, dan menghambat penyerapan glukosa di usus sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Hasil penelitian pemberian ekstrak etanol 70 persen akar dan batang putri malu dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.

Tim peneliti Pendidikan Dokter dan Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, meneliti dengan uji zona hambat ekstrak daun putri malu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) secara in vitro

Resistensi Staphylococcus aureus dan MRSA terhadap antibiotika spektrum luas mendorong berbagai penelitian untuk menemukan senyawa aktif yang sensitif dan efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil uji menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun putri malu memiliki aktivitas antimikrobial yang tinggi terhadap Staphylococcus aureus dan MRSA secara in vitro.

Muhammad Arif Nur Syahid dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, meneliti pengaruh ekstrak putri malu terhadap mortalitas Ascaris suum Goeze in vitro

Askariasis merupakan infeksi cacing yang paling sering terjadi. Populasi dengan risiko tinggi adalah di Asia, Afrika, Amerika Latin. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacing Ascaris lumbricoides. Di Indonesia prevalensi askariasis masih tinggi, antara 60-90 persen, bergantung pada lokasi dan sanitasi lingkungan, terutama pada anak anak.

Tumbuhan putri malu mengandung senyawa mimosin dan tannin yang kadarnya tinggi. Mimosin identik dengan bleucanol dan leucaenin yang memiliki aktivitas menghambat enzim asetilkolinesterase sehingga terjadi penumpukan asetilkolin pada tubuh cacing yang menyebabkan cacing mati dalam keadaan kaku. Sedangkan tannin secara langsung berefek pada cacing melalui perusakan protein tubuh cacing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak putri malu memiliki pengaruh mempercepat waktu kematian cacing.

Wahyu Widyaningsih, Prodi Farmasi Universitas Ahmad  Dahlan Yogyakarta, meneliti efek ekstrak etanol herba putri malu sebagai penurun kadar asam urat pada mencit jantan galur swiss. Putri malu mengandung flavonoid yang dapat berkhasiat sebagai antihiperurisemia. Hasil penelitian Wahyu menunjukkan ekstrak etanol mempunyai efek sebagai penurun kadar asam urat.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home