Loading...
DUNIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:49 WIB | Rabu, 20 Juni 2018

Rekaman Audio Anak-anak yang Ketakutan di Fasilitas Perbatasan Dirilis

Ilustrasi. Anak-anak keluarga imigran AS yang protes atas kebijakan pemisahan keluarga di kamp migran Phoenix, Arizona, pada hari Senin (18/6). (Foto: thenewdaily.com.au/AAP)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Sebuah rekaman audio dirilis pada hari Senin (18/6), menggambarkan anak-anak yang menangis dan meminta bertemu orang tua mereka setelah dipisahkan oleh otoritas imigrasi Amerika di perbatasan barat daya. Rilis rekaman audio itu memicu kemarahan baru terhadap pemerintahan Trump dan “kebijakan nol-toleransi” terhadap imigran gelap.

Rekaman sepanjang hampir delapan menit itu dirilis oleh ProPublica, sebuah situs berita investigasi independen. ProPublica mengatakan seorang whistleblower (pembongkar insiden) yang tidak disebutkan jati dirinya, menyerahkan rekaman itu kepada seorang pengacara hak-hak sipil, yang kemudian memberikannya ke situs web tersebut.

Di antara suara-suara meresahkan yang terdengar pada rekaman itu adalah suara seorang anak yang diidentifikasi oleh ProPublica sebagai gadis berusia enam tahun dari El Salvador,  yang memohon dalam bahasa Spanyol kepada pihak berwenang agar menelepon bibinya untuk menjemputnya dari pusat penahanan itu.

Bahkan, dalam satu bagian rekaman audio, terdengar seorang pria yang diidentifikasi sebagai agen Patroli Perbatasan mengatakan dalam bahasa Spanyol dan membuat lelucon tentang anak-anak yang menangis, “Yah, kami memiliki orkestra di sini. Yang tidak ada adalah seorang konduktor.”

Pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan pemisahan keluarga pada bulan Mei sebagai bagian dari tindakan "tanpa toleransi" terhadap imigrasi ilegal ke Amerika Serikat. Praktik mengambil anak-anak dari orang tua yang secara ilegal memasuki negara itu telah memicu reaksi bipartisan.

Hampir 2.000 anak, dikirim ke pusat penahanan massal atau dititipkan kepada pengasuh dari pertengahan April hingga akhir Mei, menurut para pejabat pemerintah.

Trump telah menyalahkan Demokrat di tengah meningkatnya kritik, dan mengatakan tindakan keras itu adalah akibat dari kelambanan pada keamanan perbatasan di Kongres. Namun, pemisahan keluarga sepenuhnya merupakan hasil dari kebijakan administrasi Trump.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen juga mengakui taktik kebijakan pemerintahan Trump untuk mengambil anak-anak dari keluarga mereka di perbatasan adalah penegakan hukum, adalah hal yang tidak benar.

Tidak ada hukum yang mewajibkan keluarga imigran untuk dipisahkan, bahkan jika mereka melintasi perbatasan secara ilegal. Pemerintahan sebelumnya memungkinkan keluarga untuk menghadapi proses deportasi bersama di pengadilan sipil. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home