Resilient Coffee AS Dukung Petani Kopi RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) meluncurkan "Indonesia Coffee Enterprise Resilience Initiative" (Resilient Coffee) untuk mendukung petani kopi di Indonesia.
Inisiatif itu merupakan sebuah kemitraan baru dengan perusahaan minuman AS Keurig Dr Pepper dan lembaga nonpemerintah Root Capital untuk menyediakan kredit bagi usaha pertanian di pedesaan, menurut keterangan Kedutaan Besar AS, Senin (19/12).
Komunitas petani kopi di Indonesia menghadapi krisis yang menumpuk karena volatilitas pasar, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan gender sehingga menimbulkan tantangan besar bagi masyarakat pedesaan dan usaha sektor pertanian, kata Kedubes AS.
Untuk mengatasi masalah itu, Resilient Coffee akan mendukung 14 perusahaan kopi di Aceh, Jawa Timur, dan Sumatera Utara, yang menjangkau 14.000 petani kecil, sekaligus mempromosikan pertanian berkelanjutan yang menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan hidup.
"Kurangnya keterampilan manajemen bisnis dan akses terhadap kredit telah menghambat perusahaan kopi untuk memanfaatkan potensi penuh para petani untuk berkembang," kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen.
"Kolaborasi USAID dengan Root Capital dan Keurig Dr Pepper akan memperluas kapasitas dan komitmen publik-swasta untuk memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta memprioritaskan investasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan dan membangun ketangguhan terhadap perubahan iklim," ujarnya.
Menurut keterangan Kedubes AS, USAID akan memanfaatkan keahlian lokal untuk membantu Root Capital membangun ketahanan petani kecil dengan memperluas akses terhadap keuangan bagi para petani dan pengusaha kopi kecil yang tidak memiliki akses yang cukup ke kredit dan pendidikan bisnis.
Para mitra juga akan memanfaatkan kepemimpinan sektor swasta Keurig Dr Pepper dan pengalaman Root Capital dengan pengusaha kopi untuk membantu dunia usaha memperkuat ketangguhan melalui pembiayaan dan pelatihan, kata Kedubes AS dalam pernyataannya.
Program itu akan bekerja dengan dunia usaha untuk memperkuat kesetaraan gender dan praktik inklusi sosial serta menerapkan solusi digital baru untuk meningkatkan manajemen dan ketangguhan usaha kopi.
Selain itu, para mitra akan memperkuat aksi iklim di industri kopi, dengan fokus pada mitigasi perubahan iklim, melindungi ekosistem yang rentan, dan mendukung masyarakat pedesaan untuk beradaptasi dengan dampak iklim.
Kemitraan baru itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi inklusif dalam menghadapi perubahan iklim global dan pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, sambil memperluas kapasitas publik-swasta dan berinvestasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan, kata Kedubes AS.
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...