Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:57 WIB | Rabu, 08 Maret 2017

RI dan 5 Negara IORA Sepakati Kerja Sama Bilateral

Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Seikh Hasina di Jakarta Convention Center, hari Selasa (7/3). Foto bawah menunjukkan gambar pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Mozambik Filipe Jacinto Nyusi. (Foto-foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Konferensi Tingkat Tinggi IORA yang diselenggarakan pada hari Selasa (7/3), kemarin telah usai. Negara-negara anggota IORA telah berkomitmen untuk memajukan kawasan Samudra Hindia melalui butir kesepakatan yang dituangkan dalam Jakarta Concord.

Di sela perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA) tersebut, pemerintah Indonesia memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan sejumlah negara anggota.

Kerja sama bilateral tersebut disepakati usai Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Seikh Hasina, Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, Presiden Mozambik Filipe Jacinto Nyusi, Wakil Presiden India Mohammad Hamid Ansari, dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, mengatakan bahwa inti dari sejumlah pertemuan bilateral tersebut adalah peningkatan kerja sama di bidang ekonomi.

Saat bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh, Seikh Hasina, misalnya, Darmin mengatakan bahwa Indonesia memperoleh surplus dalam perdagangan yang dilakukan kedua negara.

"Mereka memesan lagi gerbong kereta api sebanyak 200 gerbong. Di saat yang sama mereka juga menawarkan industri farmasi yang terjangkau dan bagus, ingin kerja sama," kata Darmin Nasution usai pertemuan bilateral di Jakarta Convention Center, hari Selasa (7/3).

Darmin menambahkan, bahwa Presiden Joko Widodo menawarkan kerja sama business to business untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.

"Presiden (Jokowi) tadi bilang menawarkan dengan senang hati swasta dengan swasta atau BUMN dengan BUMN kita silakan kerja sama. Jadi kerja sama antara bisnis dan bisnis," kata Darmin.

Kemudian, pertemuan bilateral lainnya dilakukan antara Indonesia dengan Mozambik. Sebagai negara yang perekonomiannya sebagian besar ditopang oleh industri pertanian, maka kedua negara membicarakan peningkatan kerja sama di bidang tersebut. Selain itu, sebagai negara yang berbatasan langsung dengan lautan, kedua negara juga membicarakan hal-hal yang terkait dengan perikanan.

"Mozambik adalah negara maritim tapi mereka kuatnya di pertanian, di kapas. Banyak tadi pembicaraan soal itu dan kita juga membicarakan mengenai illegal fishing di Indonesia," kata Darmin.

Rekonsiliasi Politik

Sementara itu, mengenai hasil pembicaraan dengan Yaman terungkap bahwa negara yang sebelumnya dilanda perang tersebut meminta bantuan dan kerja sama dari pemerintah Indonesia untuk membangun kembali negaranya. Pengusaha-pengusaha Indonesia diundang untuk berinvestasi di Yaman.

"Presiden (Jokowi) meminta perhatian pemerintah Yaman agar mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang masih tertinggal di sana mendapatkan jaminan keamanan dan bisa kembali ke Indonesia. Tadinya ada 2.600 yang pulang, tapi ada 600 yang tinggal. Anda pasti ingat nama kotanya, Salalah, ada di sana," Darmin menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, AM Fachir, menyatakan bahwa Indonesia mendorong terjadinya rekonsiliasi politik di Yaman. Indonesia sendiri berharap agar Yaman menemukan solusi damai yang tentunya juga diharapkan oleh dunia internasional.

"Kita memberikan dorongan rekonsiliasi politik di Yaman karena untuk rekonstruksinya kita senang hati untuk berkontribusi. Mereka sedang mengupayakan solusi damai yang komprehensif dan itu harapan kita semua," kata Fachir.

Sementara itu Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran menghasilkan kepastian realisasi kerja sama yang telah disepakati sebelumnya seperti pengelolaan ladang minyak Iran oleh Indonesia. Sistem transaksi keuangan kedua negara juga sempat disinggung dalam pertemuan tersebut.

"Mereka juga menginginkan supaya ada sistem banking yang langsung. Tidak melalui negara ketiga seperti yang terjadi sekarang supaya bisa lebih cepat," kata Darmin.

Sementara pertemuan dengan Wakil Presiden India membicarakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke India pada tahun lalu. India telah mengutus para pengusaha dan menterinya untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang farmasi dengan Indonesia.

"Mereka mengatakan sudah ada follow up-nya di bidang farmasi. Mereka sudah mengirim ke Indonesia para pengusaha dan menteri," katanya. (PR)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home