Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 21:00 WIB | Selasa, 18 April 2017

RI-Jerman Bahas Implementasi Deklarasi Jakarta

Sejumlah pejabat tinggi negara-negara OKI berfoto bersama sebelum Pertemuan Pejabat Tinggi OKI di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (6/3/2016). Pertemuan tersebut digelar dalam rangkaian KTT Luar Biasa Ke-5 OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia dan Jerman membahas implementasi Deklarasi Jakarta, yaitu deklarasi kemitraan komprehensif antara kedua negara yang diluncurkan pada 2012, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang dilansir laman resmi Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, hari Selasa (18/4).

Pembahasan implementasi Deklarasi Jakarta itu dilakukan pada pertemuan ke-2 Komite Pengarah Bilateral (Bilateral Steering Committee) Indonesia-Jerman di Kementerian Luar Negeri RI pada  hari Senin (17/4).

Delegasi RI dipimpin oleh Direktur Jenderal Kawasan Amerika dan Eropa Kemlu RI Muhammad Anshor.

Dari hasil pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dan Jerman sepakat untuk menyampaikan laporan implementasi Deklarasi Jakarta serta rekomendasi perluasannya kepada Presiden RI dan Kanselir Jerman.

Menurut Muhammad Anshor, pemutakhiran Deklarasi Jakarta diprioritaskan pada pendidikan kejuruan, kerja sama maritim, dan energi, melalui pembentukan nota kesepahaman.

Sebelumnya, Indonesia memperbaharui kerja sama bilateral dengan Jerman. Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu Jerman Sigmar Gabriel di sela-sela pertemuan G20 di Bonn, Jerman pada Februari 2017.

Keduanya membahas pembaharuan kerja sama antarkedua negara sebagai bentuk tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jerman pada April 2016.

Secara umum, kerja sama yang dibuat berkaitan dengan bidang ekonomi, sumber daya energi, maritim serta pendidikan dan pelatihan kejuruan. Kedua menlu juga sepakat untuk membahas perluasan bidang kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Jerman.

Terkait dengan pelatihan kejuruan, Menlu Jerman menekankan bahwa sistem pendidikan seperti itu hanya akan berhasil apabila terdapat peran aktif, kolaborasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi dari perusahaan dan organisasi buruh atas pentingnya tenaga kerja yang terampil.

Sementara di sektor maritim dan pembangunan, Menlu Retno mengundang investor Jerman hadir mendukung pengembangan Pusat Kelautan dan Perikanan di pulau-pulau terluar di Indonesia. Dia juga berharap agar pembahasan kerja sama pembangunan dapat diarahkan sesuai prioritas pembangunan nasional.

Dari segi ekonomi, kedua menlu sepakat mendorong percepatan proses perampungan kerja sama kemitraan ekonomi yang komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa.

"Sebab, sebagai dua negara yang merupakan ekonomi terbesar, Indonesia di Asia Tenggara dan Jerman di Uni Eropa, merupakan suatu hal yang alami untuk memiliki hubungan kerja sama ekonomi yang dekat dan intensif," ujar Menlu Retno.

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home