Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:43 WIB | Rabu, 25 Januari 2017

Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla 2017

Ilustrasi: lahan yang terbakar di Riau. (Foto: riauonline.co.id)

RIAU, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Provinsi Riau, akhirnya menetapkan status siaga darurat Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlhutla) selama 96 hari kedepan,  penetapan yang diputuskan pada rapat pada Senin (24/1) di Kantor Pemda Prov Riau, yang dilansir situs bmkg.go.id, dalam rapat tersebut, Riau sebagai Prov pertama di Indonesia yang lebih awal menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla 2017 untuk pencegahan Karhutla selama 96 hari sejak tgl 24 Jan 2017.

Di awal rapat  Sugarin S Si  Kepala Stasiun BMKG Riau, menyampaikan kondisi cuaca dan iklim di Riau 2017, sebagai langkah antisipasi bahwa bulan Februari Riau masuk musim kemarau terutama diwilayah Riau bagian Tengah hingga Barat. Daerah yang menjadi perhatian agak kering adalah wilayah pesisir seperti Rokan hilir (Rohil), Dumai, Bengkalis, Siak bagian pesisir, Meranti, Pelalawan bagian pesisir.

Dengan kondisi seperti tersebut perlu waspada mengingat pola angin bertiup dari Timur Laut ke arah Barat - Barat Daya, sehingga bila banyak titik hotspot diwilayah pesisir utara dan timur maka asap akan sampai ke Pekanbaru sampai Sumatera Barat.

Dua Kabupaten/Kota di Riau yaitu Kabupaten Rokan hulu (Rohul) dan Dumai sudah menetapkan Status siaga Darurat untuk antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau 2017.

Pemerintah mengapresiasi bahwa tahun 2016 Riau bebas dari kabut asap, karena selama ini, sudah sampai 18 tahun selalu terjadi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan

Penetapan status tersebut dibacakan langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, di ruang Melati, Kantor Gubernur Riau, Senin (24/17). Dalam arahan Gubernur Riau, mengatakan, sesuai dengan hasil rakor Karlahut bersama Presiden, Senin (23/1), Presiden mengapresiasi keberhasilan satgas karlahut Provinsi Riau. Dan secara nasional terjadi penurunan hotspot 83 persen.

"Bapak Presiden menekankan tidak ada lagi kebakaran hutan mengingat dampak yang besar pada tahun 2015, yang mencapai Rp220 triliun. Tahun 2016 lalu, banyak penurunan hal ini disebabkan tahun 2016 sejak dini sudah melakukan pencegahan," kata Arsyadjuliandi Rachman.

Untuk tahun 2017 ini, Presiden juga menyampaikan kepada seluruh unsur dilapangan, melanjutkan semua kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016. Seperti kanal bloking tetap dilanjukan, termasuk dari pihak perusahaan. pembutan sumur bor, dan mengaktifkan Pokso Karlahut.

Selain itu, kapasitas SDM yang ada saat ini juga ditingkatkan agar, dalam melaksanakan tugas lancar. Semua pokso yang ada diaktifkan kembali," katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home