Ribuan Murid Sekolah di Australia Kembali Unjuk Rasa Perubahan Iklim
AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM – Di Australia, ribuan murid sekolah menengah kembali bolos sekolah, untuk melakukan unjuk rasa mengenai perubahan iklim di saat Australia berada di tengah kampanye pemilu.
Sekitar 70 aksi unjuk rasa berlangsung di seluruh Australia, dengan ratusan murid mendatangi kantor Perdana Menteri Scott Morrison di Cronulla, Sydney, meski kebanyakan yang hadir di situ tampaknya bukan anak-anak sekolah.
Salah satu yang hadir di tempat itu adalah Stella Brazier yang berusia 14 tahun dan menangis ketika ditanya mengapa datang untuk unjuk rasa.
"Saya begitu sedih karena saya tidak tahu apakah para politisi ini akan berbuat sesuatu," katanya, seperti dilansir abc.net.au, pada Jumat (3/5).
"Apa yang akan terjadi dengan manusia di planet ini, apa yang akan terjadi dengan seluruh dunia?"
Kantor mantan perdana menteri Australia Tony Abbott di Warringah, Sydney, juga menjadi sasaran unjuk rasa.
Siswa datang membawa slogan bertuliskan 'denial is not a policy (penyangkalan bukanlah sebuah kebijakan) dan 'what we stand for is what we stand on' (apa yang kami perjuangkan adalah tempat kami berpijak sekarang).
Keish Davis (15 tahun) mengatakan, keluarganya mendukung keputusannya untuk tidak sekolah hari itu untuk melakukan protes.
"Kami akan berada di sekolah bila para politisi melakukan tugas mereka," katanya.
"Saya tidak merasa bahwa Perdana Menteri Australia sudah melakukan kerja yang baik untuk memastikan masa depan saya, dan masa depan seluruh generasi yang akan datang."
Masa Terbanyak di Melbourne
Kebanyakan pembicara dalam unjuk rasa di beberapa ibu kota negara bagian, menentang pertambangan batu bara Adani di Queensland tengah, dan mendesak Australia meningkatkan produksi energi terbarukan.
Di Melbourne, salah satu jalan utama di pusat kota Exhibition Street ditutup dan pintu kantor Partai Liberal juga ditutup, ketika sekitar 1.000 murid sekolah mendatangi tempat tersebut.
Emma Demarchi (17 tahun) mengatakan, hal itu menunjukkan bagaimana cara pemerintah mendekati generasi muda.
"Ini menunjukkan kepada kami bagaimana pemerintah ini begitu takutnya dengan kekuatan anak-anak muda," kata Demarchi.
"Menutup jalan dan menutup pintu kantor di tengah proses damai, oleh para siswa bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan oleh Partai Liberal."
Di Perth sekitar 300 murid sekolah melakukan unjuk rasa di pusat kota, sementara di Adelaide sekitar 100 anak-anak sekolah melakukan hal yang sama.
BI Klarifikasi Uang Rp10.000 Emisi 2005 Masih Berlaku untuk ...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan, uang pecahan Rp10 ribu tahun emisi 2005 m...