Ribuan Orang Menghindari Mobilisasi Militer Rusia ke Mongolia
ULANBATOR, SATUHARAPAN.COM-Antrean panjang kendaraan terlihat di perbatasan antara Mongolia dan Rusia pada hari Minggu (25/9) ketika orang-orang melarikan diri dari panggilan mobilisasi militer Kremlin yang terdiri dari ratusan ribu tentara cadangan untuk perang di Ukraina.
Kepala pos pemeriksaan di kota Altanbulag mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 3.000 orang Rusia telah memasuki Mongolia melalui penyeberangan sejak hari Rabu, kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.
Antrian orang yang memegang paspor Rusia juga terlihat di luar konter imigrasi untuk penyeberangan perbatasan, menurut seorang reporter AFP di sana.
“Sejak 21 September, jumlah warga Rusia yang memasuki Mongolia telah meningkat,” kata kepala pos pemeriksaan, Mayor G. Byambasuren. “Pada pukul 12:00 (siang) hari ini, lebih dari 3.000 warga Rusia telah memasuki Mongolia.”
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Rabu mengumumkan panggilan militer pertama Rusia untuk pria usia pertempuran sejak Perang Dunia II. Ini dirancang untuk mengisi tentara Rusia dengan ratusan ribu orang setelah serangkaian kemunduran yang tampaknya telah mengubah gelombang dalam perang tujuh bulan Ukraina.
Byambasuren mengatakan sekitar 2.500 orang Rusia yang melintasi perbatasan adalah laki-laki sementara lebih dari 500 adalah perempuan dan anak-anak. “Kebanyakan dari mereka adalah anak muda lajang yang melintasi perbatasan dengan orang tua mereka,” tambahnya.
Warga negara Rusia dapat mengunjungi Mongolia dan tinggal tanpa visa selama 30 hari, dan memperpanjang masa tinggal mereka selama 30 hari lagi jika diperlukan, kata Byambasuren.
Pihak berwenang Rusia pada hari Sabtu (24/9) menahan lebih dari 700 orang dalam protes di seluruh Rusia terhadap mobilisasi militer parsial, menurut sebuah kelompok pemantau independen.
Pemantau polisi OVD-Info menghitung setidaknya 726 orang ditahan dalam demonstrasi di 32 kota, hampir setengahnya di Moskow.
Aliran orang Rusia juga terlihat berbondong-bondong melalui perjalanan udara ke Istanbul pada hari Sabtu di mana beberapa menyatakan kelegaan karena melarikan diri, tetapi juga prihatin dengan keselamatan orang-orang terkasih yang ditinggalkan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...