Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:43 WIB | Jumat, 10 Juni 2016

Riset: Pelepasan Nyamuk Pengubah Gen Anti-Zika Dinilai Prematur

Nyamuk Aedes aegypti yang dimodifikasi secara genetik menjadi nyamuk laki-laki dilepas di lingkungan kota Piracicaba, Brasil, (28/1/2016) (Foto: reuters/Paulo Whitaker)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - “ Pelepasan nyamuk yang dimodifikasi secara genetis ke alam liar, untuk memerangi nyamuk penyebar malaria, zika dan penyakit lainnya dianggap terlalu dini, dan bisa menimbulkan konsekuensi tidak diinginkan, menurut laporan baru peneliti.

“Komite kami mendesak sikap hati-hati lebih banyak riset dibutuhkan untuk memahami konsekuensi ilmiah, etis, aturan dan sosial dari pelepasan nyamuk-nyamuk tersebut,” kata profesor James Collins dari Arizona State University, yang turut mengepalai komite National Academies of Sciences, Engineering and Medicine.

Komite itu, sedang mempelajari modifikasi gen (gene drive), sistem perubahan gen turunan yangn membuatnya semakin memungkinkan untuk mewariskan sifat genetik dari induk kepada keturunannya.

Dengan teknik modfikasi genetik terbaru, sejumlah perubahan bisa langsung menyebar ke dalam populasi melalui modifikasi gen, semakin meningkatkan peluang bahwa perubahan gen akan semakin meluas.

Riset awal menunjukkan, gene drive yang dikembangkan di laboratorium bisa menyebarkan gen yang ditargetkan hingga hampir 100 persen dari populasi jamur, lalat buah atau nyamuk, menurut sejumah akademisi dalam laporan komite terbaru yang diumumkan pada Rabu (8/6).

Teknologi itu, berpotensi digunakan untuk mengincar nyamuk liar, memodifikasi mereka sehingga mereka tidak bisa menyebarkan penyakit menular fatal seperti demam berdarah, malaria dan zika.

“Namun, teknologi semacam itu bisa menimbulkan konsekuensi kerusakan tidak diinginkan,  seperti kekacauan dari spesies nontarget atau muncul spesies kedua yang lebih agresif dan tangguh,” kata peneliti.

Karena tujuan penggunaan gene drive adalah, untuk menyebarkan informasi genetik ke dalam populasi secara cepat, sulit untuk mengantisipasi dampaknya dan juga penting meminimalisasi potensi konsekuensi yang tidak diinginkan, menurut laporan tersebut, yang mengimbau riset tambahan, tes secara bertahap dan kerja sama lebih baik di antara ilmuwan.

Komite itu juga menemukan, bahwa aturan yang ada tidak memadai untuk mengkaji risiko percobaan lapangan atau rencana pelepasan organisme yang dimodifikasi lewat gene drive.

Hingga Mei 2016, tidak ada penilaian risiko ekologis yang dilakukan untuk organisme yang dimodifikasi secara genetis, menurut laporan tersebut. (AFP/Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home