Loading...
HAM
Penulis: Prasasta Widiadi 21:08 WIB | Rabu, 15 Oktober 2014

Romo Benny: Bila Ada Kekerasan, Aparat Harus Objektif

Benny Suseto (kanan) bersama Siti Musdah Mulia, ketua umum Indonesian Conference on Religion and Peace saat peresmian gedung Grha Oikumene PGI. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Rohaniawan Romo Benny Susetyo mengemukakan kepada satuharapan.com bahwa saat ini aparat penegak hukum dan pemberantas kekerasan diharap bertindak seobjektif mungkin.

Benny mengemukakan hal ini pada Rabu (15/10) seusai acara Peresmian Graha Oikoumene di Jalan Salemba Raya No.10, Jakarta Pusat, Rabu (15/10).

“Saat ini kita dorong otoritas hukum untuk bertindak seobjektif mungkin, karena dalam negara demokrasi hukum harus menjadi payung semua tindakan, termasuk pencegahan dan penindakan aksi anarkis,” kata Benny.

Benny menegaskan bahwa tidak hanya aksi anarkis saat sekelompok organisasi kemasyarakatan terlibat aksi kerusuhan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menentang pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur, akan tetapi juga aksi-aksi di daerah lain agar pemerintah menjadi yang dipercaya rakyat.

“Kalau aksi intoleran itu mekanismenya kalau dia melakukan kekerasan maka aparat kepolisian bertindak,” Benny melanjutkan. Saat kerusuhan terjadi di Gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (3/10) lalu, ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi menolak Basuki Tjahja Purnama jadi Gubernur di depan gedung DPRD DKI Jakarta, unjuk rasa berakhir rusuh akibatnya belasan orang dari aparat kepolisian terluka di kepala akibat lemparan batu yang dilakukan demonstran.

“Kita harus memuji langkah kepolisian yang tegas menegakkan aturan tersebut kita berharap polisi konsisten menjalankan tugasnya,” Benny melanjutkan.

Aparat keamanan dari Polda Metro jaya berhasil mengusir FPI dari depan gedung DPRD DKI dan sebanyak dua puluh orang FPI berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.

Pihak Polda Metro Jaya di bawah arahan langsung Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Unggung Cahyono pada Minggu (5/10) malam WIB mengamankan 21 anggota FPI terkait demonstrasi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta lengkap beserta beberapa barang bukti berupa parang dan pedang, dan pada Selasa (7/10) Polda Metro Jaya berhasil menangkap satu aktor intlektual dengan inisial Habib NV.

Sepekan sebelumnya FPI berkolaborasi dengan Forum Betawi Bersatu (FBB), dan Laskar Pembela Islam (LPI) menggelar aksi menolak pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Rabu (24/9) siang di tempat yang sama.

Benny berharap pada pemerintahan pasangan “baru” Joko Widodo sebagai presiden dan Jusuf Kalla selaku wakil akan memberikan warna baru sekaligus ketegasan terhadap pelaku kekerasan di seluruh wilayah Indonesia.

“Kita harapkan di pemerintah baru (Jokowi-JK), ada kesadaran bahwa kekerasan bukan sebuah solusi dalam demokrasi, karena pada intinya kita harus ada keterbukaan dalam menerima perbedaan pendapat,” Benny mengakhiri percakapan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home